KASIH KARUNIA UNTUK MENUTUP MULUT KITA



"Guwa harus  mengatakan apa yang ada di pikiran guwa," begitulah kata seseorang sama guwa. Guwa nggak menanggapi komentarnya itu, nah.. tiba-tiba terlintas ayat ini : “Orang bebal melampiaskan seluruh amarahnya, tetapi orang bijak akhirnya meredakannya.” (Ams 29:11)

Dulu guwa punya prinsip bahwa guwa harus ngomongin pendapat / ide yang guwa punya…, dan nggak hanya itu, orang lain juga harus menerima pendapat guwa itu. TITIK!!! Tapi waktu berlalu.. entah karena usia nambah dewasa ato guwa bertumbuh dalan kasih karunia Allah.., tiba-tiba saja guwa merasa bahwa guwa nggak harus selalu membuat orang lain SETUJU dengan guwa… sebaliknya, guwa malahan sering ngomong yang ‘gak ada bobotnya’ (menurut guwa) ketika menanggapi omongan/pendapat serius dari orang lain…

Alkitab mengajarkan kita tentang kapan dan bagaimana menjadi tenang. Bahkan Yakobus menulis bahwa kita harus cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berbicara. (Yakobus 4:19) Paulus menulis:  "Hendaklah kata-katamu senantiasa penuh kasih, jangan hambar, sehingga elo tahu, bagaimana elo harus memberi jawab kepada setiap orang.” (Kolose 4:6).
Dibagian lain Paulus mengajarkan : “Dan anggaplah sebagai suatu kehormatan untuk hidup tenang, untuk mengurus persoalan-persoalan sendiri dan bekerja dengan tangan, seperti yang telah kami pesankan kepadamu..” (1 Tesalonika 4:11)

Guwa menyadari bahwa guwa membutuhkan kasih karunia untuk memungkinkan guwa untuk menutup mulut guwa sendiri…

Apakah elo bicara terlalu banyak…? terlalu sering…? Jika kayak gitu…, berdoa untuk Kasih KaruniaNya mengalir melalui tindakanmu sedemikian rupa sehingga elo tahu kapan ngomong dan kapan menyelesaikan kata-kata lo sendiri….

Kadang-kadang kasih karunia tidak pernah terlihat lebih baik daripada saat kita menutup mulut untuk hal-hal yang nggak perlu diomongin….




Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibrani 12:6 Tuhan mencambuk anak-anakNya?

SAAT PENGHAKIMAN DIMULAI (1 Petrus 4:17)

MENGAPA TUHAN INGIN MEMBUNUH MUSA? (KEL 4:24-25)