KESALAHPAHAMAN ISTILAH DI ALKITAB (1)
Kali ini kita akan melihat dari dekat beberapa terminology/istilah dalam Alkitab yang sering disalahpahami jika tidak dibaca dari perspektif Perjanjian Baru. Banyak dari istilah itu, terutama dari surat-surat rasul Yohanes, telah digunakan sebagai “cambuk” untuk mengarahkan gereja kembali ke bawah Hukum Perjanjian Lama alias Taurat!! Kita akan membersihkan ‘kabut-kabut’ yang menyelubungi beberapa istilah ini.. kita akan melihatnya secara benar dan dari perspektif Kasih Karunia. Kita akan berkosentrasi untuk istilah : PERSEKUTUAN, MEMPRAKTEKKAN KEBENARAN dan MELAKUKAN DOSA
PERSEKUTUAN DENGAN ALLAH
Umumnya orang memahami bahwa ketika mereka berperilaku/bermoral bejad, maka mereka telah “keluar” dari persekutuan dengan Allah. Untuk itu mereka perlu mengaku dosa untuk memulihkan persekutuan itu. Namun bila dilihat lebih lanjut dari perspektif yang kurang tepat ini, sebenarnya istilah "persekutuan" (lebih dikenal sebagai "bersekutu dengan Allah" di kalangan Pantekosta) mengacu pada keintiman yang datang dan pergi tergantung pada kemampuan kita untuk melakukan yang terbaik bagi Allah. Percayalah! Ini bukan apa yang dikatakan Kitab Suci, dalam kenyataannya-- bahkan tidak sekali pun- dalam seluruh Perjanjian Baru kata "persekutuan" dijelaskan dengan pemahaman seperti ini, khususnya ketika berkaitan dengan hubungan kita dengan Allah.
Istilah "bersekutu dengan Allah" bahkan digunakan lebih dari satu kali dalam seluruh Alkitab. Ini adalah frase yang telah disulap (& dimanipulasi) oleh orang-orang untuk merujuk pada sebuah kegiatan yang biasa disebut dengan “saat teduh”. Dan melalui beberapa dekade terakhir ini kemudian dipelintir oleh para legalis untuk membuat orang percaya merasa bersalah dan dituduh sebagai "keluar dari persekutuan" dengan Allah jika mereka tidak mengalokasikan sejumlah waktu tertentu setiap minggu untuk berdoa dan mempelajari Alkitab.
Nah, sekarang mari kira lihat beberapa contoh bagaimana kata "persekutuan" digunakan dalam Alkitab:
2 Kor 6:14b-15 Sebab persamaan apakah terdapat antara kebenaran dan kedurhakaan? Atau bagaimanakah terang dapat bersatu dengan gelap? Persamaan apakah yang terdapat antara Kristus dan Belial? Apakah bagian bersama orang-orang percaya dengan orang-orang tak percaya?
Perhatikan bagaimana istilah-istilah itu dikontraskan satu sama lain? Kebenaran vs Kedurhakaan, Terang vs Kegelapan? Kristus (yang diurapi) vs Belial (tidak berharga)? Percaya vs tidak percaya. Dikatakan bahwa hal yang berlawanan tersebut tidak dapat memiliki persekutuan satu sama lain, karena mereka tidak kompatibel. Nggak cocok!!! Sama seperti Kristus tidak dapat memiliki persekutuan dengan setan, dengan cara yang sama orang percaya tidak akan dipertimbangkan dengan ukuran yang sama, seperti ukuran yang dipakai untuk orang yang tidak percaya. Jika seseorang keluar dari persekutuan dengan Kristus, itu berarti mereka belum dilahirkan kembali dan mereka dikategorikan masih dalam kegelapan, dibawah kutuk dan sama dengan Belial!
1Kor 1:9 1:9 Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.
Kita dipanggil ke dalam persekutuan dan karena itu ketika kita menempatkan iman kita di dalam Kristus dan kita sekarang dalam persekutuan !!!
1Yoh 1:6 Jika kita katakan, bahwa kita beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
Ayat ini sangat jelas!!! Yohanes sedang berbicara tentang posisi kita dalam Kristus, bukan perilaku kita terhadap Kristus... Kita tidak bisa mengatakan bahwa kita memiliki persekutuan dengan Allah (dengan kata lain bahwa kita telah dilahirkan kembali) namun kita berjalan dalam kegelapan (yang berarti kita belum benar-benar telah dilahirkan kembali), karena jika maka begitu kita adalah pembohong!!! Secara sederhana begini: Kamu tidak dapat berkata bahwa kamu seorang Kristen jika kamu belum dilahirkan kembali (Artinya percaya Yesus)...
MELAKUKAN KEBENARAN – BERJALAN DI KEGELAPAN
Sekarang tentu saja seorang pesimis atau legalis akan berkata, "Ya.., tapi bagaimana dengan bagian dalam ayat sebelumnya yang mengatakan" BERJALAN dalam kegelapan" dan "MELAKUKAN kebenaran "
Jawabannya sederhana: sekali lagi ini tidak mengacu pada pekerjaan atau usaha kita sendiri? Kebenaran yang dimaksud tidak ada hubungannya dengan perilaku kita. (Bagian ini akan saya tulis lebih lengkap di Artikel lainnya..sabar yah..) Terminologi yang digunakan oleh rasul Yohanes untuk dilahirkan kembali adalah untuk "melakukan kebenaran" atau "berjalan di dalam terang".
1 Yohanes 2:29 2:29 Jikalau kamu tahu, bahwa Ia adalah benar, kamu harus tahu juga, bahwa setiap orang, yang berbuat kebenaran, lahir dari pada-Nya.
Sebaliknya, ketika Yohanes berbicara tentang mereka yang "melakukan dosa" atau "berjalan dalam kegelapan", ia mengacu pada orang yang belum diselamatkan. Prinsip ini tetap konsisten di semua surat-surat Yohanes (1-3 Yoh). Namun jika ayat-ayat ini dibaca melalui sudut pandang legalistik, maka ini PASTI menyebabkan banyak kebingungan dalam tubuh Kristus.
BERBUAT DOSA – MELANGGAR HUKUM ALLAH
Baca pelan-pelan ayat ini -- 1 Yohanes 3:4-9
1 Yohanes 3:4-5 :4 Setiap orang yang berbuat dosa, melanggar juga hukum Allah, sebab dosa ialah pelanggaran hukum Allah. Dan kamu tahu, bahwa Ia telah menyatakan diri-Nya, supaya Ia menghapus segala dosa, dan di dalam Dia tidak ada dosa.
Sekali lagi…dalam ayat ini Yohanes mengacu pada orang yang belum diselamatkan. Setiap kali Perjanjian Baru mengacu kepada mereka yang "melakukan dosa" atau "melanggar hukum Allah" itu berarti bicara tentang orang-orang yang berada di bawah Perjanjian Lama, yakni ketika orang masih dihakimi menurut hukum Taurat. Satu-satunya dosa dalam Perjanjian Baru adalah tidak percaya di dalam Yesus. (coba baca artikel “Apa yang dimaksud dengan KETIDAKTAATAN?”)
Ayat 5 menggambarkan jawaban Allah untuk masalah dosa manusia - Dia mengambil dosa kita dan menempatkan kita dalam Kristus di mana kita sekarang benar-benar diampuni dan terlihat seolah-olah kita belum pernah melakukan satu dosa pun!! baca ayat 5 berulang-ulang dalam konteks ini. …. Apakah kamu sudah mendapatkan pencerahan sekarang????
1 Yohanes 3:6 3:6 Karena itu setiap orang yang tetap berada di dalam Dia, tidak berbuat dosa lagi; setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Dia.
Ayat ini mengandung konsep “nyleneh” lainnya, yaitu konsep untuk "tinggal" di dalam Dia. Ini benar-benar sangat sederhana untuk membuktikan bahwa ayat ini juga mengacu pada keselamatan yang bukan berdasarkan usaha kita sendiri untuk menjaga performa yang baik dengan Allah. Kalo nggak percaya, coba lakukan pencarian.. search aja kata “abide” atau “tinggal” di seluruh Alkitab.. pakai semua software yang kamu punya.. dan kamu akn tercengang melihat hasilnya…!!
Ayat 6 mengatakan bahwa setiap orang yang tetap berbuat dosa, tidak melihat dan tidak mengenal Di, yang berarti tidak memiliki hubungan dengan-Nya.
Kebanyak orang (nggak semua sih…) banyak orang Kristen yang tulus yang memiliki hubungan intim dengan Tuhan selama puluhan tahun masih membuat kesalahan setiap hari dalam kehidupan mereka meskipun mereka sudah melakukan upaya terbaik. Iya khan??
Jika ayat ini berarti bahwa mereka harus didiskualifikasi dari hubungan mereka dengan Allah jika mereka melakukan dosa meskipun Cuma SATU dosa (karena ayat itu tidak mengatakan "100x" atau "dosa 3x sehari..hehe kayak minum obat aja..), maka saya bisa memastikan tidak akan ada seorang pun yang mampu mempertahankan dan memiliki hubungan yang stabil dengan Allah. Kalu begitu.., Jelas-jelas ini bukan konteks ayat ini. Sekarang mari kita lihat 3 ayat berikutnya:
1Yoh 3:7-9 Anak-anakku, janganlah membiarkan seorang pun menyesatkan kamu. Barangsiapa yang berbuat kebenaran (yang berarti untuk diselamatkan) adalah benar, sama seperti Kristus adalah benar; barangsiapa yang tetap berbuat dosa (= Orang yang Tidak Percaya) , berasal dari Iblis, sebab Iblis berbuat dosa dari mulanya. Untuk inilah Anak Allah menyatakan diri-Nya, yaitu supaya Ia membinasakan perbuatan-perbuatan Iblis itu. Setiap orang yang lahir dari Allah (=Orang Percaya), tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Kuncinya di sini adalah ayat 9. Bagaimana mungkin bahwa orang beriman tidak berbuat dosa jika kita semua menyadari betapa banyak kesalahan yang kita buat? Yohanes tidak berbicara tentang perilaku kita!!! Yohanes masih menggunakan terminologi yang sama dengan konsep penulisan yang sama seperti penjelasan di awal. Baca ayat 7 - 9 lagi dan biarkan ayat 8 meresap dalam hatimu… , jika rasul Yohanes memaksudkan bahwa siapa pun yang melakukan perbuatan dosa adalah dari Iblis, itu akan berarti bahwa semua orang Kristen adalah dari setan. Jelas ini bukan tujuan yang dia maksudkan.
Ada 3 alasan utama mengapa orang Kristen tidak bisa disebut "berdosa" lagi, yang pertama adalah karena kita tidak lagi di bawah Hukum Perjanjian Lama. Dan karena tidak ada aturan untuk dilanggar (perlu diingat bahwa dosa didefinisikan sebagai melanggar Hukum) akibatnya kesalahan kita tidak bisa lagi disebut "dosa". [bandingkan Roma 4:15 b di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran.
Kedua semua orang di planet bumi dikelompokkan sebagai orang berdosa atau orang benar. Tidak sekali dalam seluruh Alkitab disebutkan orng dalam posisi "netral". Kita memiliki Allah sebagai Bapa kita, atau kita bisa juga memilih Iblis. Terserah…
Ketiga roh kita yang dilahirkan kembali adalah 100% benar dan akan tetap 100% benar meskipun perbuatan dan perilaku kita tidak selalu sempurna selama di bumi. Jika ini tidak terjadi seperti pemahaman ini, maka tidak akan ada cara lain untuk menjelaskan ayat-ayat berikut ini :
1Yoh 1:8-10 Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita. Jika kita mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Sekarang bandingkan ini 3 ayat itu terhadap ayat berikut yang "tampaknya" bertentangan:
1Yoh 3:9 Setiap orang yang lahir dari Allah, tidak berbuat dosa lagi; sebab benih ilahi tetap ada di dalam dia dan ia tidak dapat berbuat dosa, karena ia lahir dari Allah.
Satu-satunya penjelasan tentang ayat ini adalah dalam 3 ayat sebelumnya, meskipun Yohanes menggunakan kata "kita", dia sebenarnya tidak mengacu kepada orang percaya, tetapi untuk orang-orang kafir (Gnostik=tidak percaya Yesus). Sebagai seorang gembala dan seorang pengkhotbah ia mengidentifikasi orang yang terhilang di “layar kasih Tuhan”, dengan mengatakan "Kita semua telah berdosa, makaaaanyaaa…ayooo kita semua perlu bertobat yah".
Alih-alih mengejek orang-orang kafir secara terbuka,dengan bijaksana ia mengatakan sesuatu begini : Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran (KRISTUS) tidak ada di dalam kita (karena KRISTUS berkata: Akulah JALAN, KEBENARAN DAN HIDUP). Jika kita (=orang tidak percaya Kristus) mengaku dosa kita, maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan menyucikan kita dari segala kejahatan. Jika kita berkata, bahwa kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan firman-Nya tidak ada di dalam kita.
Nah sekarang..ambil 3 ayat tadi dan bandingkan ayat demi ayat dengan ayat-ayat yang sebelumnya di atas..
Pikirkan tentang hal ini: Apa yang seseorang harus lakukan untuk dilahirkan kembali? Jawabannya adalah: Mereka harus mengaku bahwa mereka adalah orang berdosa, mengaku bahwa mereka membutuhkan penyelamat dan menaruh iman mereka dalam Kristus (Rom 10:9-10). Oleh karena itu jika seseorang mengklaim menjadi tanpa dosa sebelum meletakkan iman mereka dalam Kristus, mereka ditipu dan dibutakan dengan kebenaran. Jadi, Yohanes sebenarnya sedang melawan pengajaran saat itu (zaman itu) berupa bidah yang bertentangan dengan prinsip Alkitabiah.
Tuhan memberkati..
Komentar