APAKAH KAMU AGAMAWI?
Agama dapat didefinisikan sebagai USAHA manusia untuk mengesankan Allah atau menarik perhatian Allah. Ini adalah sebuah sikap yang mengatakan, "Saya bisa membuat sesuatu dari diri saya, saya bisa mendapatkan perkenan Allah." Pengertian ini menyebabkan banyaknya usaha “amal” dan sejenisnya, padahal pola pikir ini bertentangan dengan kasih karunia Allah. FATAL!! ini juga menyebabkan seorang berada pada posisi layaknya Co-Savior… asisten Juruselamat. Motifnya mungkin tulus, tapi sebenarnya ia terjebak menjadi penyembah berhala…
Yesus tidak menderita dan mati di salib supaya kamu punya agama. Dia mati dan bangkit kembali untuk memberikan kamu kehidupan yang baru - hidupNya. Apa saja ‘yang berpura-pura’ menggantikan pengenalan akan Dia…. harus ditolak!!
Jika salah satu pernyataan dalam pengujian awal di atas menggambarkan keadaanmu, mungkin saja kamu sedikit religius. Ini alasan-alasan lainnya ...
*Apakah kamu sibuk melakukan hal yang benar?
Allah mencari hubungan, tetapi orang agamawi lebih peduli dengan mengikuti aturan. Moto mereka seperti ini : "Katakan saja apa yang harus saya lakukan dan saya akan melakukannya." Entahkah kamu mendefinisikan "hal yang benar" itu adalah 10 perintah Allah, ato kata-kata Yesus, ato tradisi gerejamu, atau apa pun saja….., jika kamu hidup dengan kode etik seperti ini..,maka ini jauh lebih rendah dibandingkan Kristus yang hidup melalui kita. Ini sama halnya dengan makan dari pohon yang salah!!
Adam memilih “independence” dari Allah. Semangat independen selalu ingin memutuskan sendiri dan ia lebih suka aturan daripada hubungan. Tetapi seseorang di bawah kasih karunia berkata: aku percaya Dia, dari awal sampai akhir, Dia akan menuntun aku di jalan yang benar (Mzm 23:3). Pilihanmu hanya ini: aturan atau hubungan. Kamu tidak dapat menjalani hubungan dengan seperangkat aturan. (Coba saja lakukan terhadap pernikahanmu dan lihat seberapa banyak yang bisa kamu lakukan dengan aturan-aturan itu…). Hidup dengan aturan sama saja dengan menetapkan diri untuk gagal, karena setiap jenis hukum/aturan akan merangsang dosa/pelanggaran dan menyebabkan kematian (Rm 7:5 Sebab waktu kita masih hidup di dalam daging, hawa nafsu dosa, yang dirangsang oleh hukum Taurat, bekerja dalam anggota-anggota tubuh kita, agar kita berbuah bagi maut)
Bahkan ketika kamu melakukan hal yang benar, itu akan menjadi hal yang salah karena kamu melakukannya dengan semangat independen, bukan berjalan dengan iman (Rm 14:23 Tetapi barangsiapa yang bimbang, kalau ia makan, ia telah dihukum, karena ia tidak melakukannya berdasarkan iman. Dan segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa). Tetapi ketika kamu memilih tinggal di dalam Kristus (dan menjadikan Dia segalanya dan di dalam semua), maka kamu akan menemukan dirimu melakukan hal yang benar pada waktu yang tepat setiap saat. Jika kamu belum pernah mendengar kebenaran ini sebelumnya, maka luangkan waktu untuk membaca KABAR BAIK ini.
*Apakah kamu bertindak seolah-olah Allah adalah Penilai tindakanmu?
Mentalitas kerja semua agama di dunia adalah: “Lakukan yang baik, dapat yang baik. Lakukan yang buruk, dapat yang buruk!” Disini muncul masalah bahwa hal yang terbaik dari manusia tidak pernah cukup baik bagi Allah. Jika Allah adalah penilai tindakan, maka kita semua GAGAL! Oleh karena itu adalah wajar bagi orang agamawi menderita kecemasan atas semua kebaikkan yang mereka lakukan. Allah bukan pengukur ‘kurva’ perilaku kita dan juga Dia tidak berkewajiban untuk mengukur persentase perubahan hidup kita. Allah mengharapkan kesempurnaan… TITIK!! Jadi pilihannya begini : kamu harus memberikan perbuatan yang sempurna ATAU kamu menempatkan imanmu pada Orang yang bisa melakukan hal itu dengan sempurna. Dan ingat : Yesus adalah Imam Besar kita yang sempurna (Ibr 7:28). Percayalah kepadaNya!!
Bertentangan dengan apa yang agama katakan, kita tidak dibenarkan oleh apa yang kita lakukan tetapi oleh kasih karunia (Rm 3:24 - 3:24 dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus). Kasih karunia adalah bagian Allah, iman adalah bagian kita dari Allah (Ef 2:8). Jangan dicampur adukkan! Iman mengatakan, "Terima kasih Yesus!" Iman menguasai hidupmu dari awal sampai akhir (Rm 1:17 Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah, yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis: "Orang benar akan hidup oleh iman.")
*Apakah kamu sadar akan dosamu?
Sadar dosa adalah indikator terkuat dari pola pikir agamawi. Hadiah dan pengorbanan tidak dapat menghapus rasa bersalah dari orang yang religius (Ibr 9:9 Itu adalah kiasan masa sekarang. Sesuai dengan itu dipersembahkan korban dan persembahan yang tidak dapat menyempurnakan mereka yang mempersembahkannya menurut hati nurani mereka).
Obat satu-satunya adalah pewahyuan darah Yesus yang tercurah untuk pengampunanmu (Ibr 9:14, Mat 26:28). Dengan satu kali pengorbananNya bagi dosa dunia, Yesus menyelesaikan semua dosa (1 Yoh 2:2, Ibr 9:26). Dosa adalah masalah, tetapi melalui pengorbanan Yesus, itu tidak lagi menjadi masalah. Jadi apa masalahnya? Masalahnya sekarang adalah apakah kamu memilih percaya pada karya Kristus atau tidak. Agama membuatmu tetap fokus pada ketidaklayakkanmu, tetapi kasih karunia berfokus pada kelayakan Kristus.
*Apakah kamu termotivasi oleh kewajiban Rohani / Disiplin Rohani sebagai orang Kristen?
Agama menuntutmu : "Yesus sudah mati untuk kamu. Trus apa balasanmu untukNya?” Jika kamu melakukan apa saja bagi Yesus, tetapi motivasimu adalah utang gara-gara Salib itu, maka kamu sudah keluar dari kasih karunia. Allah tidak mengirim AnakNya untuk memiutangi kita. Jika begitu, maka Yesus melakukannya bukan karena KASIH. Seorang agamawi dimotivasi oleh kasih mereka bagi Kristus, tetapi kita dimotivasi oleh kasih Kristus bagi kita. Paulus berkata di 2 Kor 4:14 Karena kami tahu, bahwa Ia, yang telah membangkitkan Allah Yesus, akan membangkitkan kami juga bersama-sama dengan Yesus. Dan Ia akan menghadapkan kami bersama-sama dengan kamu kepada diri-Nya.
Allah tidak mencari sesuatu dari kita yang membuat Dia terkesan, Allah hanya terkesan dengan YESUS yang ada dalam hidup kita.
Entah mereka menyebutnya tugas atau tanggung jawab, orang yang religius percaya bahwa ia punya kewajiban atau berhutang kepada Allah. Mereka ingin bekerja sehingga mereka tidak lagi berutang pada Allah. Pointnya adalah mereka ingin Allah yang berutang kepada mereka. Mereka ingin berada dalam posisi di mana Allah harus memberkati mereka karena apa yang sudah mereka lakukan. Kesadaran akan utang Ini sangat bertentangan dengan kasih karunia Allah. Tidak ada “quid pro quo” dalam kerajaan Allah. Semuanya datang karena "kelimpahan kasih karuniaNya" (Ef 2:7). Jangan menganggap murah kasih karunia dengan berpikir kamu punya kewajiban atau tanggung jawab untuk membayarNya kembali. Tanggung jawab kita adalah percaya bahwa IA BAIK DAN BENAR! Bukan kewajiban kita untuk melayani Allah, itu adalah HAK ISTIMEWA kita. Melayani bukan tugas kita, namun KESUKAAN besar bagi kita.
*Apakah kamu hidup dalam ketakutan akan murka Allah?
Dengarkan orang agamawi berkata… dan kamu akan mendapatkan kesan bahwa Allah adalah Seseorang temperamental dan kadang-kadang kasar saat marah. Seorang agamawi hanya melihat Yesus sebagai seorang perantara, seseorang yang berdiri “in the gap” untuk kita. Jadi setelah Yesus pergi, maka harus ada pengantara-pengantara lain yang menggantikanNya. Tetapi kenyataannya adalah bahwa Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus secara sempurna bersatu, dalam tujuan dan pribadiNya. Jika kamu ingin mengenal Allah Bapa, maka kamu harus mengenal Yesus (baca Ibr 1:3 Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.)
Apakah Allah marah dengan kita? Ingatlah Ia bersumpah dalam Yesaya 54:9-10 Keadaan ini bagi-Ku seperti pada zaman Nuh: seperti Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi. Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.
Dia telah berjanji tidak pernah marah lagi dengan kita atau menghukum kita. Apakah kamu percaya bahwa Allah akan membanjiri bumi seperti yang Ia lakukan pada zaman Nuh? Tentu saja tidak - Dia berjanji Dia tidak akan melakukannya lagi! Dalam Yesaya 54:9-10 Allah berkata “Aku telah bersumpah kepadanya bahwa air bah tidak akan meliputi bumi lagi, demikianlah Aku telah bersumpah bahwa Aku tidak akan murka terhadap engkau dan tidak akan menghardik engkau lagi”
Allah telah mengadakan perjanjian kekal dan tak tergoyahkan; dan kita adalah penerima manfaat dari perjanjian ini. Mengapa Dia melakukannya? Karena Dia adalah kasih dan Dia mengasihi kita. Ketika kamu mendapatkan wahyu tentang kasihNya, rasa takutmu pasti menguap (1 Yoh 4:18). "Tapi bukankah Yesus berkata bahwa Dia akan menghapuskan beberapa dari kita keluar dari Kitab Kehidupan?" Tidak. Allah tidak memiliki ‘cairan koreksi’. "Tapi bagaimana dengan ayat di mana Dia mengatakan Dia akan memuntahkan beberapa orang keluar?" itu benar, memang ada satu hal yang membuat Yesus mengatakan itu : AGAMA/ROH AGAMAWI. Jemaat di Laodikia telah “disekop”. Pastikan kamu tidak.
*Apakah kamu suka melakukan hal-hal untuk Allah?
Bertentangan dengan apa yang agama katakan, kita tidak dipanggil untuk bekerja bagi Allah, tetapi untuk melakukan pekerjaan Allah (Yoh 6:29 Jawab Yesus kepada mereka: "Inilah pekerjaan yang dikehendaki Allah, yaitu hendaklah kamu percaya kepada Dia yang telah diutus Allah"). Perbedaan yang sangat besar!!! Bekerja untuk Allah menunjukkan bahwa inisiatif dari kita, tetapi iman selalu merupakan respon terhadap apa yang Allah lakukan atau telah lakukan. Dalam Alkitab ada "dead work" dan "good work/perbuatan baik." Dead Work adalah aktivitas yang tampaknya tepat/baik untuk kita tetapi itu menyebabkan kematian (Ams 16:25 Ada jalan yang disangka lurus, tetapi ujungnya menuju maut). Sementara perbuatan baik adalah sesuatu yang telah dipersiapkan oleh Allah untuk kita lakukan (Efesus 2:10).
Dead work tidak membutuhkan iman, asal kamu memiliki sumber daya/kemampuan, kamu dapat melakukannya. Tetapi melakukan PEKERJAAN BAIK selalu mengungkapkan/menyatakan kuasa Bapa dan biasanya termanisfestasi dalam kesembuhan orang sakit, membangkitkan orang mati, mentahirkan kusta, dan mengusir setan (Mat 10:8). Seperti biasa, Yesus adalah CONTOH TERBAIK dari pekerjaan baik ini. Yesus tidak melakukan apa pun atas inisiatif sendiri, Dia hanya menanggapi BapaNya (Yoh 5:19).
*Apakah kamu melihat diri kamu “dominan” sebagai hamba Allah?
Berikut ini adalah pertanyaan yang memisahkan orang agamawi dari orang-orang benar: “Apakah kamu melihat Allah sebagai Bapa di sorga, Papamu? Orang agamawi akan ragu untuk menanggapi ini, biasanya pikiran mereka malu ketika berbicara tentang ALLAH dalam istilah akrab seperti itu. Kemudian muncul ayat dalam ke pikiran mereka dan berkata, "Saya lebih suka menjadi penjaga pintu di rumah Allahku ..." Orang religius lebih suka menjadi pelayan/budak, sehingga mereka kehilangan HAL-HAL terbaik yang disediakan Allah bagi mereka.
Hanya ada dua jenis orang di dunia: anak atau anak yatim piatu. Kamu di posisi yang mana? Iblis senang saat kamu bingung tentang identitasmu, iblis mengijinkan kamu berhubungan dengan Allah dengan cara apapun kecuali sebagai seorang anak.
Seorang agamawi biasanya memandang Allah sebagai seorang Guru, tetapi Yesus datang untuk menunjukkan figur BAPA. Mungkin kamu seperti anak yang hilang, meninggalkan kandang babi itu dan hanya berharap dijadikan budak saja.. “aku tidak layak lagi disebutkan anak bapa; jadikanlah aku sebagai salah seorang upahan bapa.” (Luk 15:19)
Allah tidak tertarik dengan pengakuan itu! Dia tidak sedang merekrut pelayan; Bapa menginginkan anak-anak! Mungkin kamu memandang dirimu hanya sebagai pelayan/budak, tetapi Bapamu memandangmu sebagai seorang anak! Pesan saya : Jangan berdebat dengan BAPA SORGAWIMU…
Komentar