REFLEKSI KEHIDUPAN (Lany Irwan)


(Lany Irwan - salah satu murid Sekolah Kasih Karunia ONLINE, menuliskan tugas Refleksi 1 yang sangat memberkati...)

Membuat refleksi ini ternyata suatu perjuangan buat saya. Dalam prosesnya diwarnai air mata, pembicaraan panjang dengan suami via telepon (hehe…) dan adu argumen dengan pikiran saya sendiri. Intinya, bahan di Materi 1 ini mengungkap hal terdalam dan terpenting dalam hidup saya. Pengenalan akan Tuhan. Dulu saya pikir Tuhan adalah Bos besar, penuh dengan peraturan yang akan hukum saya kalau saya ga taat, tetapi akan memberkati saya kalau saya taat. Tuhan yang baru-baru ini saya kenal dengan kasih karunia, sepertinya adalah Tuhan yang too good to be trueyang makin jelas ke-too good to be true-nya setelah baca modul ini.

Perjanjian Pertama

Tuhan membuat perjanjian dengan Abraham, tanpa ada syarat apapun dari Abraham kecuali percaya. Saya ga ngerti kenapa Tuhan baru menciptakan covenant dengan Abraham setelah melewati jaman Nuh dan sebagainya.Kenapa juga memilih orang yang susah punya anak. Saya pikir disini bukan Allah yang membuat Abram dan Sara susah punya anak, tapi Allah memilih mereka yang memang kondisinya seperti itu (akibat dunia yang sudah jatuh). Allah memilih pasangan yang tadinya mandul sebagai sumber dari bangsa besar yang akan memberkati semua bangsa di dunia untuk menyatakan bahwa Dia Allah yang mampu melakukan hal yang mustahil. Allah dan Abraham punya hubungan yang dekat. Walaupun Abraham salah dan berbohong, Allah tetap membela dia. Bahkan yang ditegur Allah bukan Abraham, tetapi raja Firaun dan Abimelek. Ini seperti kalau keponakan saya jatuh di lantai lalu menangis, Opungnya akan memukul lantai sambil berkata, “Cup cup jangan nangis, lantainya nakal yaa”. Salah kaprah sebenarnya. Tapi membaca ini saya menangis karena saya pikir Allah melakukan itu ke Abraham karena Allah sangat mengasihi dia sampai dia cuek menghukum pihak yang “gak bersalah”.

Sejak saya terima Yesus kemudian hidup sebagai orang Kristen, saya selalu berpikir Tuhan mengasihi saya jika dan hanya jika saya sedang taat pada Dia. Tidak pernah sedikitpun berani berpikir bahwa Tuhan akan mengasihi dan memberkati saya walaupun saya sedang melakukan hal yang berdosa. Ternyata bentuk hubungan saya dengan Tuhan dulu seperti majikan dan hamba. Saya pikir dulu saya hamba yang cukup baik. Selalu taat dan gak pernah minta lebih. Dulu kalau berdoa saya otomatis selalu takar dulu kadar ketaatan saya saat itu. Kalau lagi setia, lagi pelayanan saya berani minta ke Tuhan, tapi kalau lagi malas, lagi galau, saya ga berani minta apa-apa ke Tuhan karena yakin Tuhan gak akan kasih.





Perjanjian Kedua

Perjanjian yang kedua antara Allah dan bangsa Israel ini sebenarnya perjanjian yang paling logis. Makanya dulu saya pun terjebak, hidup seolah-olah masih di perjanjian yang kedua. Sama seperti bangsa Israel , saya sulit untuk percaya ada Allah yang mengasihi, melindungi dan menyediakan tanpa syarat apapun. Ketidak percayaan itu juga yang membuat bangsa Israel cepat sekali mengeluh dan bersungut-sungut. Bangsa Israel tidak percaya kalau Allah mereka baik. Mungkin kalau Allah menunjukkan beribu mujizat dan kebaikkan lainnya mereka tetap gak akan percaya kebaikan Allah. Mereka lebih percaya kalau mereka baik, maka Allah akan memberkati. Harus ada unsur usaha dari pihak mereka. Mungkin mereka pikir kalau itu berdasarkan usaha sendiri itu lebih pasti, daripada mengharapkan kebaikan Allah saja.

            Kenapa Allah tetap membiarkan perjanjian yang kedua terjadi? Perjanjian yang pasti gagal dipenuhi oleh umatNya. Saya teringat Roma 5:20 Tetapi hukum Taurat ditambahkan, supaya pelanggaran menjadi semakin banyak; dan di mana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah. Apakah ini artinya hukum Taurat bukannya membuat seseorang ingin taat agar diberkati tapi malah membuat orang ingin berbuat dosa?. ---need more revelation— Saya pikir, hukum Taurat ini ada agar bangsa Israel mentok, akhirnya percaya bahwa mereka ga bisa jadi juruselamat buat diri sendiri. Mereka perlu Mesias, hanya Dia yang bisa memperdamaikan mereka dengan Allah. Saya lagi berpikir implikasi untuk orang-orang Kristen yang senang hidup di bawah hukum taurat. Kapan mentok-nya ya? Di satu sisi percaya taurat di satu sisi percaya Yesus. Ini malah susah mentok. --need revelation--


Perjanjian Ketiga

Betul ini perjanjian yang paling hebat, paling gak logis dan paling sedikit diajarkan di gereja. Saya merasa tertipu karena jarang sekali perjanjian ini diajarkan dan dikothbahkan di gereja. Ini adalah perjanjian yang gak membutuhkan usaha manusia sama sekali. Syaratnya hanya percaya. Jujur saja, saking gampangnya sampai susah sekali untuk menjalankannya. Banyak sekali doktrin,beliefs, dan pemikiran yang harus dibuang atau proses un-learned yang harus saya alami untuk benar-benar mengerti perjanjian ini. Saya harus belajar lagi untuk meminta. Meminta dengan iman, tanpa perlu  menakar dengan ketaatan saya. Rasanya kepala ini mau pecah untuk bisa menyadari bahwa Tuhan lebih ingin dekat dengan saya, daripada mengharapkan ketaatan saya. Pengorbanan Kristus di kayu salib memperdamaikan saya dengan Allah. Hubungan saya dengan Allah bukan lagi hamba dan majikan tetapi anak dan Bapa. Bapa yang akan menyalahkan lantai untuk menghibur saya ketika saya jatuh. Setiap berkat, janji-janji Allah bahkan janji yang diberikan Allah untuk Abraham adalah milik saya karena Kristus. Jangan pernah merasa gak layak karena Kristus sudah memenuhi semua syarat kelayakan. Kadang saya masih merasa ragu, apa betul Allah sebaik itu? Apa betul Dia ingin sedekat, seakrab dan seintim itu dengan saya? Kadang masa lalu saya, apa yang dulu pernah saya alami menghalangi saya untuk menerima kebenaran itu.

Saya merasa Tuhan pernah gak mendengar doa dan permohonan saya, selama tahun-tahun kegelapan saya waktu kami kehilangan anak, dan kondisi kesehatan saya yang kacau balau setelahnya. Tapi kemarin saat saya berdoa minta hikmat dan pewahyuan saat baca materi ini, saya merasa Tuhan bilang kalau “It is not over yet”. Masa depan masih ada di depan saya, banyak hal luar biasa yang bisa Tuhan nyatakan dalam hidup saya. Semua itu akan membuat masa lalu yang menyedihkan itu gak ada artinya. Tapi untuk itu saya harus percaya dulu, bahwa Tuhan itu baik, Yesus di dalam saya adalah bukti yang paliiinng nyata. Saya punya pilihan untuk membatasi Tuhan dengan masa lalu saya, atau let go dan percaya dengan iman. Ketika saya percaya dengan iman bahwa Tuhan baik, anehnya... saya jadi bisa melihat bahwa Tuhan itu benar-benar baik dalam hidup saya, dari dulu hingga sekarang.  Too  many good things in my life.  He is indeed a God that's truely too good. :)



Lany- God's beloved daughter

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibrani 12:6 Tuhan mencambuk anak-anakNya?

SAAT PENGHAKIMAN DIMULAI (1 Petrus 4:17)

MENGAPA TUHAN INGIN MEMBUNUH MUSA? (KEL 4:24-25)