REFLEKSI KEHIDUPAN (Litha Darmosuwito)


(Ps. Litha Darmosuwito, seorang istri, seorang ibu, seorang murid SKK-Online -- menuliskan Refleksi materi 1 yang sangat memberkati kita semua...)


Saya ingin memperkenalkan diri saya secara singkat. Nama saya Litha Darmosuwito. Saya adalah ibu yang bahagia dari 3 anak-anak, istri yang sangat dikasihi oleh suami yang tidak dapat digantikan oleh apapun (siapapun) juga. Pada saat saya membaca dan merenungkan materi 1, yang saya dapatkan adalah isi hati Allah Bapa sendiri. Betapa Dia adalah Allah yang Maha Baik. Ibaratnya seperti kisah seorang pangeran yang dengan cara apapun mencari jalan untuk menyelamatkan kekasihnya yang terkurung di sebuah menara. Sejak kecil kita sering sekali mendengar, membaca, atau menonton kisah cerita dongeng yang  sebenarnya tanpa kita sadari mengandung unsur alkitab. Tuhan selalu hadir dimana-mana melalui apa pun juga berusaha untuk menyampaikan isi hatinya.

Malam sebelum saya menulis refleksi ini, Tuhan mengingatkan saya akan pernikahan saya 13 tahun yang lalu. Hati saya hancur luluh ketika Tuhan berkata “I have an unfailing covenant with you”.  Suaranya begitu jelas dan terdengar sangat kokoh dalam hati kecil saya. Sepertinya sidik jari Tuhan ada di dalam hidup saya karena Dia memang Allah yang setia dan tidak pernah gagal. Tema dari pernikahan saya: Tuhan Adalah Gembalaku. 

Dia ingin menyatakan dalam pernikahan kami Yesus akan selalu menjadi gembala kami. Saya sampai tertegun dan terheran-heran ketika saya ingat bahwa pernikahan kami dilakukan di sebuah old mansion dinamai “The Green Pastures (Padang Rumput Hijau)”. Pada saat itu, semua “kecelakaan atau kebetulan” ini tidak mempunyai arti sedalam yang saya rasakan kemarin malam. Jika dipikir-pikir, berapa banyak restaurant mempunyai nama “The Green Pastures” in US? Pasti sangat jarang! Yang saya ingat, kami berdua sangat merasa tenang dan damai saat pertama kali menginjakkan kaki disana. Apalagi setelah tahu harganya masih masuk dalam budget kami yang sangat pas-pasan. Dan saya mulai mengingat lagu-lagu yang dinyanyikan di pernikahan kami: We will worship the Lamb of Glory & You are my All in All (by Denis Jenirgan). Pagi ini saya menangis ketika saya browsing background Denis Jenirgan (walaupun saya sudah tahu sejak tahun 90 an). Saya berikan sedikit background dari beliau sbb:


Having written hundreds of songs (even though Jernigan does not see himself as a song writer but, rather, a song “receiver”), there is so much more to the man than simply a musician. Dennis has given a great deal of his life to setting the spiritually captive free. Having walked out of a homosexual identity and into that of a new creation, he is convinced that with God NOTHING is impossible. Through the sharing of his story and the sharing of the stories behind the songs, Dennis Jernigan has watched literally thousands walk out of all manner of spiritual bondage and has watched literally thousands of desperate, wounded people find healing through intimacy with Jesus Christ.Dennis Jernigan has been married to Melinda for 27 years. Together they have nine children (and no, they are not Mormon or Catholic and the children are not adopted…and yes, they know what causes that…and yes, they like it!). The Jernigans decided a long time ago that Dennis’s first priority was that of husband and father so he never truly toured and they chose not to live in Nashville…not that there’s anything wrong with any of that! This was simply the Jernigan’s mandate from the Lord as they saw it. Perhaps that’s why you do not know who he is. And that’s just fine with him.

Menurut saya, itu adalah sesuatu yang Wooowww dan transforming!!! Apalagi dia punya 9 anak-anak. Itu benar-benar super abundant Grace! (semua ibu-ibu pasti mengerti maksud saya).
Saya menghabiskan waktu hampir seminggu untuk membaca dan merenungkan materi ini (membiarkan hal ini merendam saya). Saya mau “transforming effects” (efek-efek yang mengubahkan secara permanent) terjadi dalam hidup saya.

Saya sering berkata jika saya mengenal Kasih Karunia sejak tahun 2005. Sebenarnya itu kurang tepat karena ternyata Kasih Karunia sudah ada sejak pertama dunia dijadikan. Yang tepat adalah Pewahyuan Kasih Karunia yang sempurna dimulai dalam kehidupan saya tahun 2005 melalui seorang pengkhotbah, Joseph Prince, yang dikirim secara special untuk saya yang saat itu sudah sangat sekarat hidup dibawah “condemnation”. Pelayanan Yesus melalui dia sangat membebaskan saya dan segudang pertanyaan-pertanyaan saya selama 10 tahun menjadi orang Kristen mulai terjawab satu per satu. Hampir 3 malam saya tidak dapat tidur dengan baik karena pewahyuan Yesus secara agresif membebaskan semua belenggu-belenggu Hukum Taurat dalam kehidupan saya.

Jika kita merenungkan kehidupan kita bahkan sebelum Tuhan menemukan kita pertama kali (saat menerima Yesus pertama kali), hidup kita dipenuhi dengan Sidik Jari Kasih Karunia Tuhan (Fingerprints of Grace) walaupun hidup kita masih bersimbahan dengan dosa. Kasih Yesus dalam perjalanan hidup kita sangat intim, intensive, dan pribadi. Sepertinya, Dia tidak dapat hidup jika harus kehilangan hubungan dengan saya. Bagaimana mungkin kasihNya begitu dalam bahkan kepada seseorang yang bahkan belum mengenal Dia?

Saya melihat Perjanjian 1, 2, dan 3 adalah perjanjian yang lahir karena Kasih Allah yang begitu sempurna dan tidak akan dapat dipahami. Dalam kehidupan kita sebagai orang Kristen atau non Kristen, sering kali kita hidup dibawah Perjanjian Lama, tanpa kita sadari. Ada banyak orang Kristen yang hidup pada jaman Perjanjian Baru tapi hatinya hidup dibawah Perjanjian Lama. Daud adalah orang yang hidup di Perjanjian Lama tapi mempunyai hati yang mengerti Perjanjian Baru. Oleh sebab itu, Daud disebut “Man’s after God’s Own Heart” karena hati Tuhan selalu rindu untuk anak-anakNya hidup dibawah Perjanjian yang Baru, bebas dari kutuk dan peraturan-peraturan. Apapun keadaan kita saat ini, Dia akan selalu mengejar, menghampiri kita (dalam segala masalah dan keterpurukkan kita), dan Dia sendiri yang akan menjadi JALAN KELUAR bagi kita. Ikatan perjanjian Tuhan adalah kekal dan tidak dapat gagal karena Dia sendiri yang mengikat perjanjian dengan anakNya, Yesus, buat kita. Tujuan Ikatan Perjanjian Allah adalah supaya kita menjadi milik Allah selama-lamanya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibrani 12:6 Tuhan mencambuk anak-anakNya?

SAAT PENGHAKIMAN DIMULAI (1 Petrus 4:17)

MENGAPA TUHAN INGIN MEMBUNUH MUSA? (KEL 4:24-25)