REFLEKSI KEHIDUPAN (Irwan Victor)
Setelah membaca materi 1 dari mas Daud,
saya dibukakan beberapa hal yang selama ini yang tidak terpikir oleh
saya.

Dari covenant Allah dan Abraham sangat
terlihat betapa Allah tidak pernah ingkar janji. Abraham hanya percaya dan
melakukan perintah Allah untuk keluar dan pergi menuju tanah Kanaan. Setelah
itu Allah membela dan menyertai Abraham dan terus melakukan covenant Nya pada Abraham
meskipun Abraham berbohong dan melakukan kesalahan namun Allah terus membela Abraham
bahkan mengukum musuh-musuhnya.
Namun sayang dalam kehidupan sehari-hari
terkadang kita masih terjebak dengan pola pemikiran lama, justru saya sering
merasa dalam covenant Allah dengan Musa dan bangsa israel . Saya terjebak oleh pola
pikir "You'll get it, if you have done it". Untuk
memperoleh dan mempertahankan covenant dan relationship itu dibutuhkan usaha,
by "doing, work and continues work". Saya menjadi sama dengan bangsa israel yang
mengandalkan kekuatannya sendiri untuk mempertahankan sebuah covenant yang
bersyarat. Saya bukan orang israel
tapi memiliki sifat kedagingan dan ego yang sama dengan bangsa israel .
"Ego" lah sumber penghalang bagi saya untuk bisa istirahat dan diam
dalam Tuhan.Saya gusar ketika merasa tidak memiliki kontrol dalam hal yang
sedang saya lakukan atau tuju. Sama seperti orang israel yang gusar ketika tidak
melakukan apapun kecuali mengikut jalan Tuhan namun belum sampai ke tanah
perjanjian.
Pola pemikiran covenant Musa (taurat)
membawa kita terjebak dengan pola-pola kehidupan duniawi, kita merasa sulit
untuk mengenal Allah dan dekat denganNya. Sering kita tidak melihat sosok Bapa
dalam diri Allah, sosok Bapa yang menyayangi anakNya tanpa syarat, namun kita
malah terkadang melihat sosok seorang hakim ataupun atasan dalam diri Allah.
Kita terjebak oleh efect dosa = hukuman. Kita khawatir berkat tidak tercurah
karena dosa yang baru saja kita lakukan, kita khawatir covenant itu menjauh
ketika kita tidak berusaha. Kita cenderung menjadi sama seperti orang Israel yang
memiliki pola naik dan turun dalam hubungannya dengan Allah. When everything is
good God is good, but when things goes to the wrong dirrection they blame
God. WHY ?, karena sulit bagi kita untuk percaya pada kebaikanNya yang tak
berkesudahan dan tanpa syarat. Sesulit itukah ? jawabannya IYA. Menjadi sulit
karena justru terlalu mudah. Ego dan kedagingan kita berontak, kalo di kamus
istri saya "too good to be true" atau ada yang pernah berkata kepada
saya "cheap grace". Tapi IYA memang too good to be true dan
sangat mudah karena memang kasih Allah itu luar biasa dan tak berkesudahan.
Seperti janji Allah bagi bangsa israel , the
promise land, the land full of milk and honey. Tapi meski sudah melihat begitu
banyak miracle namun ketika milk and honey itu masih berupa mana dan burung
puyuh mereka mulai goncang, meraka mulai down dan bersungut-sungut. sama dengan
kita, meski sudah mendapatkan janji itu dari Allah namun ketika belum
terealisasi kita jadi ragu, mulai bertanya-tanya dan down sama dengan orang israel . Bangsa
israel yang merupakan bangsa
pilihan Allah saja gagal untuk melaksanakan covenant taurat apalagi kita yang
cuma bangsa "dicangkokkan" ke Israel .
Thanks to Jesus for the new Covenant.
Oleh kematian dan darah Jesus di kayu salib covenant lama (taurat) sudah
berakhir dan diganti dengan covenant baru, covenant yang sama dengan covenant
Abaraham, covenant yang tak bersyarat, berlaku selamanya dan tak
terpatahkan.Lets enjoy the new covenant and be the new Abraham yang dibenarkan
karena covenant Allah yang tak bersyarat.
Thanks Jesus for your Grace and Favor,
I'm rest in you
His beloved, Irwan
Komentar