JANGAN PANGGIL SAYA PENDETA
“Mas
Daud?” Dalam beberapa kesempatan pelayanan ada orang-orang yang menyapa saya
dengan panggilan “Mas”. Malahan pernah saya diundang sebagai pembicara, dan
hanya karena saat itu saya baru menge-cat
rambut, seorang pengerja bertanya: “Pak,
pendetanya mana? Kok belum datanag?” hahahaa…. “saya pendetanya”. Di lain
waktu seseorang meminta maaf karena telah memanggil saya dengan sebutan “Kak
Daud” dan bukan “Pdt. Daud”… bahkan beberapa orang yang belum tahu, memanggil
dengan nama saya langsung “Daud!”. Saya memang mengerti bahwa ada orang-orang
yang ingin menghormati Pendetan dengan memanggil memakai gelar jabatannya..
tapi bagaimanapun juga, saat saya melihat pribadi “RASUL’ Paulus, bahkan dia
tidak merasa ‘risih’ ketika dirinya disebut secara langsung “paulus’ tanpa
embe-embel “Rasul”.
Jenis
kekonyolan seperti ini (Panggilan dengan Jabatan
Struktural…) yang terjadi di gereja-gereja legalistik terjadi sepanjang
waktu. (Saya malu mengakui ini karena saya bagian dari kegilaan legalistik seperti ini di masa lalu.)
Farisi Modern hari ini sangat mencintai kekaguman structural….
Yesus berurusan dengan hal ini selama pelayanannya di bumi. Ia sering diejek oleh mereka dengan cara-cara konyol. Sementara Dia menunjukkan kelembutan dan kasih sayang untuk ‘orang-orang bawah’, Dia tidak ragu menunjukkan kebodohan orang Farisi, yang pada kenyataannya bahkan mereka sendiri tidak peduli.
Pertimbangkan karakteristik pemimpin agama legalistik yang Yesus kecam:
1. Mereka haus akan kekuasaan. Dalam Matius 23:2, Dia berkata bahwa orang-orang Farisi "telah duduk di kursi Musa". Sepertinya orang Farisi Modern hari ini duduk di kursi penting juga. Postur diri mereka saat berkomunikasi pada orang lain menunjukkan otoritas dalam segala hal. Mereka akan melakukan apa pun untuk memegang kendali. Tidak boleh yang ada mempertanykan keputusan mereka! Setelah semua disampaikan, rapat selesai! (Mereka sudah mewakili Allah…)
2. Mereka hidup dengan standar ganda. Dalam Mat 23:3-4, Tuhan mengatakan bahwa mereka akan memberitahumu apa yang perlu kamu lakukan dan bagaimana kamu harus hidup, tetapi mereka bahkan tidak melakukannya sendiri. Mereka mungkin berkhotbah menentang nonton XXI, tetapi mereka sendiri menyewa video. Mereka berkhotbah melawan rokok, sambil menyembunyikan 1 bungkus rokok di Jas pelayanan. Mereka mengajar jemaat supaya tidak malas, tetapi mereka sendiri berkhotbah dari contekan kotbah yang didownload dari Internet. Mereka memperlakukan aturan atas orang lain, tapi mencari celah aturan itu untuk kehidupan mereka sendiri.
3. Mereka kecanduan pengakuan. Yesus
berkata,"Semua pekerjaan yang
mereka lakukan hanya dimaksud supaya dilihat orang; mereka memakai tali
sembahyang yang lebar dan jumbai yang panjang; mereka suka duduk di tempat
terhormat dalam perjamuan dan di tempat terdepan di rumah ibadat" (Mat 23:5-6). Farisi mengenakan jumbai pada
pakaian mereka untuk menunjukkan komitmen mereka terhadap hukum Taurat. Orang
Farisi modern suka memakai "komitmen"
pada lengan baju mereka. Dia tidak akan ragu untuk memberitahumu tentang
segala pengorbanan yang sudah dia buat karena komitmennya yang
mendalam. "Saya bisa menghasilkan
lebih banyak uang di dunia sekuler," bahkan saya mendengar seorang
pendeta berkata: “Allah sangat senang
ketika saya bergabung dalam pelayanan ini…” #Whatsssss??!!!
4. Mereka terpaku pada judul/status. Yesus mengatakan mereka menyukai tempat terhormat, salam hormat dan judul agama. (Mat 23:6-10) Orang-orang Farisi bersikeras disebut "Rabi" atau "Guru". Mereka sangat egois dan ingin orang lain merendahkan diri di hadapan mereka. Hari ini, dalam versi modern, mereka menuntut disebut "Pendeta" atau "S.Th" atau embel-embel lainnya (sebenarnya tidak ada yang salah dengan judul atau embel-embel seperti ini, masalahnya muncul ketika seseorang bersikeras ditangani dengan cara ini)
Matius 23 berisi serangan Yesus terhadap perilaku keagamaan seperti ini. Bacalah pasal ini untuk dirimu sendiri dan perhatikan kata-kata kasarNya bagi kelompok religius ini. Yesus mengajarkan kepemimpinan hamba sebagai model kekristenan yang otentik, bukan kepemimpinan yang otoriter…
Pernahkah kamu melihat pemimpin agama seperti ini? (banyak!!) Apa yang harus kamu lakukan jika kamu berada di gereja dengan para pemimpin seperti yang digambarkan dalam Matius 23. Jawabannya adalah: Lari! jangan mendekat! Cari pintu keluar terdekat!
Pikirkan ini : Allah memang bisa juga mengarahkan kamu untuk tinggal di tempat seperti ini sebagai misionaris kasih karunia. Jika demikian, kamu sebaiknya disiapkan untuk penganiayaan. Orang-orang Farisi menyerang Yesus 2000 tahun yang lalu dan mereka masih melakukan hal yang sama ketika mereka melihat PRIBADINYA di dalam kamu.
Bagi para pemimpin gereja yang tidak memahami kasih karunia adalah satu hal. Mereka belum dapat pewahyuan itu! Saya tidak menganjurkan meninggalkan gereja atas alasan itu. Saya sendiri hidup sebagai seorang legalis dengan jantung kanan tetap berdetak dan kepala yang pening selama bertahun-tahun. Tuhan mungkin ingin memakai kamu di gereja seperti itu. Tapi jika kamu berada di tempat di mana kepemimpinannya adalah orang-orang Farisi bonafide, yang bau arogansi agamanya menyengat, kamu mungkin perlu berpikir tentang bagaimana kamu menghabiskan waktu dan energi hanya untuk ‘mengurusi’ hal-hal tidak berguna seperti itu. Beberapa pertempuran tidak layak untuk diperjuangkan.
Yesus tidak mencoba
membujuk orang-orang Farisi; Dia hanya meninggalkan mereka dan pergi.
Terdengar tidak penuh kasih? Tidak sopan? Tidak. Legalisme seperti kanker. Kiranya Tuhan menyembuhkan gerejaNya dari penyakit mengerikan ini…!
Komentar