Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2012

PENYEMBAHAN BERHALA (New Version)

Gambar
Selama bertahun-tahun saya mendedikasikan diri untuk hidup bagi Yesus Kristus. Dengan melakukan re-dedikasi , saya berjanji pada Tuhan, bahwa jika Dia membantu saya, saya akan berusaha lebih keras untuk hidup bagi Dia. Dalam pemahaman saya pada saat itu, hidup untukNya berarti saya akan berperilaku dengan cara yang lebih baik . Saya akan membaca Alkitab lebih konsisten , lebih banyak berdoa, bersaksi lebih berani , lebih murah hati, memberi lebih , menghindari dosa lebih keras , dan lebih-lebih sebagainya.. dan sebagainya… Pemahaman saya tentang arti Re-Dedikasi kepada Kristus sama dengan orang lain. Dulu saat diawal pelayanan, saya sering khotbah menantang jemaat untuk mendedikasikan kembali diri mereka kepada Yesus. Minggu ini saya memberi tantangan untuk membaca Alkitab lebih lagi ; minggu depan lebih banyak berdoa. Minggu depannya lagi lebih banyak memberi bagi pekerjaan Tuhan di Gereja. Setiap minggu, tantangan saya kepada orang Kristen hanya berkisar tentang berper

GUWA KEHILANGAN AGAMA !!!

Gambar
Guwa kehilangan agama guwa 5 tahun lalu, dan sejak saat itu guwa berada dalam keadaaan yang jaaaauuuuuuuh lebih baik…. Guwa gak melebih-lebihkan ngomongin hal ini .  Guwa benar-benar serius . Hari dimana guwa kehilangan agama guwa 5 tahun lalu itu adalah sebuah TURNING POINT yang tidak akan guwa lupain sampai akhir menutup mata.. Kadang-kadang orang nanya sama guwa, " Apa maksud elo ketika elo ngomong kehilangan agama ?" hmmm…. Jawabannya simple . Dengan memahami arti sebenarnya dari kata "RELIGION (Agama)" itu akan membantu memperjelas pernyataan guwa diatas. Kata Inggris RELIGION diambil dari kata Latin relgio, yang berarti " kewajiban " dan itu berasal dari kata kerja RELIGARE, yang berarti " ikatan " atau " Mengikat erat " (The Dictionary of Origin Word, John Ayto .) Dari asal usul kata "agama" saja itu sudah cukup menjelaskan betapa ‘bermasalahnya’ istilah itu. Agama mengikat orang dengan kuat, mewajibkan me

PERCAYAI DIA

Gambar
Hati Bapamu terhadapmu adalah selalu berbuat baik. Jangan biarkan keadaan yang menunjukkan keadaan sebaliknya mengubah keyakinanmu akan kebaikkanNya itu. Ketika hidupmu penuh jeritan bahwa ‘ Allah udah gak oeduli sama gue’ , jangan biarkan dirimu membuat keputusan lain selain : PERCAYA . Ini adalah kecenderungan kita untuk selalu MENGERTI atas apa yang terjadi. Tetapi MENGERTI bukanlah substitusi dari MEMPERCAYAI . Keinginan untuk selalu mau tahu dan mengerti tentang apa yang terjadi, merupakan keinginginan terselubung kita untuk MENGONTROL keadaan. Dan MENGONTROL bukanlah pengganti dari MEMPERCAYAI . Percaya kepadaNya adalah kunci untuk semua aspek kehidupan... Ketika Israel menghadapi Laut Merah, cara satu-satunya menyeberang kesana adalah MEMPERCAYAI DIA! Ketika Daniel dilemparkan ke dalam gua singa, tangga keluar dari lubang itu hanyalah MEMPERCAYAI DIA. Ketika Maria menangis di samping makam kakaknya, Lazarus, obat untuk lukanya ada dalam Yesus, yang mengatakan,

INI BUKAN TENTANG KITA

Gambar
  Pernahkah anda memperhatikan kecenderungan kita untuk mendorong diri kita sendiri dalam peran utama dari kisah-kisah yang diceritakan dalam Alkitab? Sebagai contoh, perumpamaan tentang Orang Samaria yang baik hati, biasanya diaplikasikan bahwa “ Kita harus menjadi seseorang yang mau membantu orang lain tanpa memandang bulu, kita harus menjadi “ orang Samaria ” yang baik hati .” Sebenarnya, itu bukan arti dan inti dari perumpamaan itu. Ini bukanlah sebuah pelajaran tentang moral yang diajarakan Alkitab. Bukan  ! Melalui cerita itu, Yesus mengajar kita tentang diriNya. Pelajaran utamanya bukanlah bahwa kita harus menolong orang lain atau membantu orang tidak berdaya. Kitalah orang tidak berdaya itu! Yesus menggambarkan dirinya sebagai orang Samaria yang baik, yang menemukan kita setelah legalisme mengikat kita bertahun-tahun dalam ketaatan agamawi.. Ini bukan tentang kita... Atau bagaimana dengan ayat dalam Matius 13:44 tentang harta karun tersembunyi di ladang ?