DAMAI YANG SEJATI
Di awal-awal masa usia dewasa, aku berjuang dengan apa artinya mengalami kedamaian dengan Allah di dalam situasi sulit. Aku pikir jawabannya adalah tentang mengatakan hal yang benar. Ketika aku dan istri menghadapi masalah keuangan, aku berulang kali membaca ayat-ayat tentang Allah yang Provider dan bersikeras meyakinkan diri bahwa ketika saatnya tiba uang yang dibutuhkan pasti ada, itu pasti berada di sebuah tempat “disana”. Dan waktunya tiba..jatuh tempo pembayaran!!! …dan uang itu tidak ada. Ini sangaaaaaaaaat tidak masuk akal bagiku…. Bukankah aku berdiri di atas janji-janji Firman Allah? Jika iman aku belum cukup, tentu itu bukan karena aku tidak tulus mencoba untuk mengumpulkan semua iman itu… dan aku mulai bingung…
Kadang-kadang aku merasa gugup tentang hasil dari situasi tertentu …. meskipun aku berdiri di atas janji-janji dan bahkan berani mengklaim semua hal itu!!! ketika datang kegelisahan atau kecemasan tentang sebuah situasi,… aku melihat hal itu sebagai bukti bahwa imanku aku harus lebih kuat. Aku pikir jika aku memiliki iman yang kuat, aku tidak akan berperasaan negatif…
Selama bertahun-tahun, setelah melalui banyak pengalaman yang mengecewakan dimana aku selalau mempertanyakan diri sendiri tentang apa yang salah dari hidupku…, akhirnya Roh Kudus mulai menunjukkan bahwa aku punya pemahaman yang salah…
Iman bukanlah mata uang yang kita tukarkan dengan Tuhan untuk mendapatkan apa yang kita inginkan. Juga iman bukanlah alat membuat sesuatu terjadi yang kita inginkan terjadi. Iman itu artinya sederhana : sebuah pengakuan bahwa Bapa pasti memelihara dalam segala situasi… sesederhana itu… itu aja!
Iman tidak sama dengan “sebuah hasil.” Ini tentang kepercayaan dalam seorang Pribadi. Aku memang "berdiri di atas janji-janji" tetapi pemahamanku salah arah…. Alkitab mengatakan bahwa di dalam Yesus Kristus, janji-janji Allah adalah “IYA!" Dengan kata lain, Yesus adalah pemenuhan dari setiap janji Bapa yang telah dibuat untuk kita. Kita tidak berdiri di atas janji-janji. Sebaliknya, kita “beristirahat” dalam Kristus… DIA adalah pemenuhan dari semua janji-janji itu. Iman kita tidak seharusnya bekerja. Ini ImanNya yang bekerja! Paulus berkata bahwa, " namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku..(Gal 2:20)
Kita tidak menunggu sesuatu terjadi dari sesuatu yang belum ada. Kita hanya menonton saja apa yang dilakukan Bapa kita untuk kita sendiri. Iman hanya melihat-Nya dan mengakui kenyataan bahwa itu semua bekerja dalam kekekalan …sampai semuanya benar-benar terjadi pada waktunya.
Damai sejati bukan berarti tidak pernah gugup. Paulus mengatakan kepada jemaat Korintus bahwa ia telah bersama mereka "dalam kelemahan dan ketakutan, dan dalam banyak gemetar." Tapi dia tetap pergi ke sana…., Karena Paulus mengetahui bahwa Allah telah mengatakan bahwa banyak orang di kota itu akan bertemu dengannya…. Paulus merasa takut tapi ia tahu bahwa perasaan itu bukanlah “thermometer” iman. Bukan ukuran imannya… Jadi dia bertindak berani dalam menghadapi perasaan takut. Ini bukan tentang bersikap berani karena tidak ada perasaan takut, melainkan keberanian untuk bertindak berani meskipun takut...
Kita bisa menikmati damai dengan mengetahui (tidak harus merasa) bahwa Allah kita memiliki segalanya… Allah sudah memutuskan melakukan itu untuk kebaikan kita sendiri. Jika Kamu mencoba untuk “beriman” sampai mendapatkan hasil tertentu, kamu akan lebih sering kecewa dan bingung. Jika kamu beristirahat dalam iman kepada Yesus Kristus, kamu akan bergerak melalui situasi meresahkan dan itu jauuuuuuuh lebih mudah. "karena Dialah damai sejahtera kita" (Efesus 2:14). Tuhan tidak pernah khawatir tentang situasi yang kita hadapi, kalo begitu…kenapa kita takut????
Damai yang sejati tidak berarti kita harus mengucapkan mantra-mantra tentang iman. Ini tidak berarti kita harus merasa yakin bahwa hal-hal akan berubah dengan cara yang kita inginkan. Yang IA maksudkan adalah bahwa kita beristirahat di dalam Dia dan tahu bahwa meskipun banyak hal berubah, itu untuk kebaikan kita dan untuk kemuliaan-Nya….
Tuhan tidak pernah makan “Obat Penenang” pikiran... Dia juga tidak pernah menggigit kuku Nya sendiri karena grogi…. Dia tidak pernah sakit perut karena gugup... Ia telah menulis sebuah cerita – sebuah cerita indah tentang hidupmu. Hidupmu dan hiduku…. Apapun yang terjadi di sepanjang perjalanan, Dia ada di dalamnya dan berjanji untuk melihat kita aman sampai kita kembali pulang. Ketika kita sampai di sana, tak seorang pun akan mengeluh atau bertanya-tanya mengapa tentang ini dan itu…. Di sana kita akan melihat perlindungan kasih-Nya dan kita merayakan betapa baikNya Dia…., dan bahkan di saat kita paling sulit.
Nikmati damaiNya dalam situasimu hari ini^^
Komentar