KENALI APA YANG ANDA PERCAYAI



Saya ingin menceritakan sebuah cerita - ini adalah "Sebuah cerita besar" Saya pikir anda pasti setuju setelah anda membacanya. Anak saya memiliki seorang teman yang saat ia berada di rumah, ia memecahkan sesuatu yang sangat berharga di rumah saya. Saya sangat membenci kelakuannya dan harus mengatakan bahwa dia berutang untuk biaya barang yang telah dirusaknya. Ini memang bukan situasi yang menyenangkan bagi siapa pun, tetapi itu sudah terjadi.

Bulan berlalu dan dia belum membayar. Akhirnya, saya mengambil langkah yang diperlukan untuk memulihkan kerugian saya secara hukum. Sebelum hari itu datang untuk mengurus di pengadilan, anak saya datang kepada saya dan berkata,"Papa, aku tidak ingin papa menuntut dia atas hal ini. Aku tahu dia berutang sama Papa, tapi dia temanku, orang yang sangat aku sayangi." Aku tahu, tapi dia berutang uang sama Papa. Jia dia membayar kembali itu baru adil" jawab saya. " Ya , tapi ini temanku, " jawab putri saya. Saya menghargai perhatian anak saya untuk temannya, itu hal yang indah. Pada akhirnya  putri saya membayar pada  saya hutang temannya dan saya memaafkan utang itu. Yang aneh adalah bahwa teman dari putri saya bahkan tidak pernah mengucapkan terima kasih. Dapatkah anda percaya hal begini bisa terjadi? Saya tidak respek padanya dan bahkan tidak menghargai itu. Temannya mendapatkan belas kasihan terlalu banyak, itu tidak bagus. 

Oke , kita berhenti disini. Saya tidak dapat melanjutkan. Saya bahkan merasa jijik menulis tentang itu. Ini kebenarannya:  Cerita diatas tidak pernah terjadi! Saya mengarang cerita untuk menggambarkan sesuatu.

Apa perasaan yang dibangkitkan dalam diri Anda saat anda membaca cerita diatas? Apakah itu anda rasakan bisa benar-benar menjadi? Apakah anda pikir itu mengerikan ketika saya mengambil pendekatan hukum terhadap masalah di mana hubungan seharusnya hal yang paling penting untuk dipertimbangkan? Apakah anda melihat kebodohan saya ketika mengatakan bahwa "Saya memaafkan utang temanmu" ketika, dalam kenyataannya, utang memang dibayar oleh anak saya? Apakah anda pikir itu konyol bahwa saya bahkan menyarankan tetap menunjukkan belas kasihan?
Mengapa kita bisa melihat absurditas semacam ini ketika berkaitan dengan orang, tetapi di sisi lain, tidak memiliki masalah ini ketika tentang Tuhan? Berikut kepercayaan banyak orang, banyak orang Kristen hari ini :

1 . Manusia “memecahkan” sesuatu yang penting kepada Allah (perintahNya untuk tidak makan dari pohon terlarang ) dan sebagai akibatnya manusia berutang pada Tuhan untuk itu. 

2 . Manusia harus membayar Tuhan untuk apa yang mereka lakukan. "Itu baru adil" ( Kita diberitahu tentang " keadilan" bahwa entah bagaimana Tuhan menuntut pengembalian)

3 . Yesus
datang atas nama “teman” (baca: manusia) dan memohon kasus ini menjadi milikNya , dan Ia membayar hutang kita sehingga kita tidak lagi berutang, dan Allah puas.

4 . Sekarang , kita seharusnya bersyukur kepada Tuhan atas kebaikan dan rahmatNya karena mengampuni utang yang dibayar oleh Yesus .
Ironisnya, ini sebuah kegilaan. Beberapa orang menawarkan tanggapan membeo, "jalan Tuhan bukanlah jalan kita." uraian di atas adalah benar, respon menjadi kenyataan. Dan ketika anda menanggapinya dengan berkata, "Engkau benar. Tuhan jahat terhadap saya" Ini tidak benar, tidak sama sekali.

Teologi Dunia Barat telah menciptakan konsep Bapa yang benar-benar jahat. Pikirkan hal ini : Setan telah menyebabkan banyak gereja untuk percaya bahwa, meskipun Yesus adalah Seorang yang baik , BapaNya adalah pribadi yang suka menuntut dan melemparkan kemarahanNya ke dalam diri kita dalam beberapa cara .

Ada cara lain untuk melihat Allah Bapa. Yesus mengambil tempat kita dan dihukum karena dosa. Ini adalah Kasih Karunia. Ini akan menjadi hal besar jika kita semua bersedia untuk mempertimbangkan bahwa mungkin ada cara lain untuk melihat hal-hal dengan cara yang konsisten sesuai ajaran Alkitab dan pemahaman tentang gereja mula-mula. Kadang-kadang posting artikel semacam ini dapat memicu reaksi instan dari orang Agamawi, tapi ingat ini : “Jikalau seseorang memberi jawab sebelum mendengar, itulah kebodohan dan kecelaannya."-Amsal 18:13 . Kebanyakan orang tidak pernah belajar serius atau dianggap bertentangan dengan apa yang mereka telah diajarkan dan mempercayai itu sepanjang kehidupan mereka. Apakah kita ingin mengetahui kebenaran, atau tidak ? Jangan mengambil kata-kata siapa pun untuk itu. Baca, Berdoa, dan Pelajari. Anda memiliki seorang GURU yang akan memimpin anda ke dalam seluruh kebenaran. Dia adalah Roh Kudus.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibrani 12:6 Tuhan mencambuk anak-anakNya?

SAAT PENGHAKIMAN DIMULAI (1 Petrus 4:17)

MENGAPA TUHAN INGIN MEMBUNUH MUSA? (KEL 4:24-25)