KEKUDUSAN ITU SEPERTI GAJAH



[7 definisi kekudusan yang salah] Ada sebuah kisah lama yang menceritakan tentang sekelompok orang buta yang memegang seekor gajah untuk mempelajari tentang bagaimana bentuk gajah itu. Seorang pria menyentuh kaki dan menyimpulkan, "Gajah seperti pohon." "Oh, tidak," kata pria yang menyentuh telinga. "Gajah seperti kipas." "Kamu berdua salah," kata pria yang menyentuh ekor. "Gajah seperti ular."

Cara mereka mendefinisikan gajah sama halnya dengan perihal kekudusan. Allah itu kudus, tetapi apa yang dimaksud dengan KUDUS? Ini seperti halnya kita memiliki sedikit puzzle tentang kekudusan lalu dari puzzle” yang sedikit itu kita membentuk sebuah gambar yang lengkap. "Kudus itu seperti ini," kata seorang Teolog. "Tidak, kudus itu seperti yang ini," kata mahasiswa sekolah Alkitab. Kita seperti orang buta yang “meraba-raba” sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang kita bayangkan.

Disini saya merangkum tujuh definisi kekudusan yang salah kaprah. Agar adil, saya harus mengatakan bahwa setiap definisi ini memiliki unsur kebenaran di dalamnya dan didukung ayat-ayat kitab suci. Tapi seperti yang kita akan lihat, tidak ada dari definisi tersebut yang dapat digunakan untuk menggambarkan Allah yang kudus.

Mengapa hal ini penting? Itu
SANGAT penting!!! Kita dipanggil untuk "menjadi kudus sebagaimana Allah itu kudus." Tapi bagaimana kita bisa menjadi kudus jika kita tidak tahu apa artinya kekudusan? Dalam artikel singkat ini, kita akan menemukan pemahaman kekudusan yang jauh lebih baik daripada apa yang pernah kita dengar sebelumnya (dan apa yang kita percayai sebelumnya). Sama seperti gajah yang lebih menarik dibandingkan sebatang pohon atau sebuah kipas besar, kekudusan sejati akan “mengejutkan” pikiran Anda.

Berikut adalah tujuh definisi menyesatkan dan
salah kaprah :

1.   1. Kekudusan adalah menghindari dosa

Ya
saya tahu bahwa ada ayat yang mengatakan: Basuhlah, bersihkanlah dirimu, jauhkanlah perbuatan-perbuatanmu yang jahat dari depan mata-Ku. Berhentilah berbuat jahat (Yes 1:16). Dan saya tahu juga bahwa Yesus menginginkan kita seperti ayat ini: Ia menempatkan jemaat di hadapan diri-Nya dengan cemerlang tanpa cacat atau kerut atau yang serupa itu, tetapi supaya jemaat kudus dan tidak bercela.(Ef 5:27). Jadi, apa masalahnya? The problem is we’re defining a thing (holiness) in terms of something that is not the thing (sin). Ini  seperti mendefinisikan cahaya sebagai tidak adanya kegelapan. Secara teknis benar tetapi itu bukan penjelasan yang tepat. Ini tidak benar-benar memberitahu kita apa kekudusan; dan juga tidak menggambarkan Tuhan yang kudus, jauh sebelum adanya dosa yang harus dihindari.
2.     2. Kekudusan berarti terpisah dari dunia

Bukankah Paulus mengatakan tentang terpisah dari dunia? Ya benar! 2 Korintus 6:17-18 : Sebab itu: Keluarlah kamu dari antara mereka, dan pisahkanlah dirimu dari mereka, firman Tuhan, dan janganlah menjamah apa yang najis, maka Aku akan menerima kamu. Dan Aku akan menjadi Bapamu, dan kamu akan menjadi anak-anak-Ku laki-laki dan anak-anak-Ku perempuan demikianlah firman Tuhan, Yang Mahakuasa." Dan, bukankah Yesus juga terpisah dari orang-orang berdosa dan cemar? Ya! Ibrani 7:26 : Sebab Imam Besar yang demikianlah yang kita perlukan: yaitu yang saleh, tanpa salah, tanpa noda, yang terpisah dari orang-orang berdosa dan lebih tinggi dari pada tingkat-tingkat sorga.

Jadi apa masalahnya dengan definisi ini? Seperti banyak yang “dijelaskan” oleh pengkhotbah, definisi ini sangat tepat untuk membuat kita alergi terhadap orang-orang berdosa. Yesus memang tidak tersentuh dosa, tetapi faktanya Dia juga sahabat orang berdosa. Dia menghabiskan lebih banyak waktu dengan orang berdosa daripada yang dilakukan pengkhotbah kekudusan itu. Yesus tidak berdoa agar kita dibawa keluar dari dunia tetapi bahwa kita akan dikuduskan di dalamnya (Yoh 17:15-18). True holiness runs from nothing.

3.     3. Kekudusan berarti dipisahkan/dikhusukan bagi Allah

Definisi ini mungkin paling mendekati arti harfiah dari bahasa Ibrani (qadosh) dan Yunani (hagios) kata untuk
“kudus”. Hal ini tentu berguna sebagai kata sifat untuk menggambarkan hal-hal kudus seperti baitNya (Mzm 11:4): TUHAN ada di dalam bait-Nya yang kudus; TUHAN, takhta-Nya di sorga; mata-Nya mengamat-amati, sorot mata-Nya menguji anak-anak manusia. ; atau gunungNya yang kudus (Kel 19:23) : Lalu berkatalah Musa kepada TUHAN: "Tidak akan mungkin bangsa itu mendaki gunung Sinai ini, sebab Engkau sendiri telah memperingatkan kepada kami, demikian: Pasanglah batas sekeliling gunung itu dan nyatakanlah itu kudus."

Tapi bagaimana definisi ini menggambarkan Allah yang kudus? Apakah Allah mendedikasikan untuk diriNya sendiri? Apakah Allah dikhususkan bagi diriNya sendiri? Bagaimana Dia melakukan itu? Itu sangat aneh.

4. Kekudusan adalah kesempurnaan moral
Yang satu ini menonjok langsung dari perjanjian lama (Im 18:26-30) yang sangat populer dikotbahkan dan dimuat dalam situs-situs internet. Salah satu tokoh yang populer dengan ini adalah Charles Finney. Dia berkata, "Kekudusan adalah kesempurnaan moral, dan tidak boleh kurang sedikit pun dari kesempurnaan moral, atau kejujuran." Karena ada level kesempurnaan, orang bisa menyimpulkan bahwa ada level kekudusan. Beberapa orang lebih kudus dari orang lainnya. Inilah sebabnya mengapa mereka yang memberitakan "kekudusan praktis" sealu memberikan 7 kunci atau 12 langkah yang harus anda lakukan untuk menjadi lebih kudus. (Hahaha… Selamat Mencoba!!)

Lalu, apa masalahnya dengan definisi ini? Anda tidak dapat bekerja dengan usaha Anda sendiri untuk mencapai kekudusan! Coba lihat dalam sejarah gereja mulai dari abad 14, apakah itu tidak mengajarkan anda sesuatu untuk diperhatikan? Jika anda mencoba memanjat ke bulan, itu sama sekali tidak mungkin bisa dilakukan. Seperti itulah kekudusam dengan definisi ini.

5. Kekudusan adalah kebenaran

Anda akan terkejut melihat betapa sering kekudusan didefinisikan sebagai kebenaran.
Memang Yesus dikenal sebagai Kudus dan Benar (Kis 3:14), tetapi apakah kedua kata itu  berarti hal yang sama? Saya pikir tidak. Ini seperti mengatakan "Paulus adalah cerdas dan pintar." Tentu saja, ada tumpang tindih tapi ada juga perbedaan. Allah itu kudus DAN Allah adalah benar. Mereka tidak identik. Jadi apa sebenarnya kekudusan itu?

6. Kekudusan adalah kesalehan

Sekali lagi, ini bukan definisi yang buruk dan itu Alkitab
iah: "Kamu harus hidup kudus dan saleh" (2Petr 3:11). Tapi itu bukan definisi yang tepat dan lengkap tentang kekudusan. Ini sama seperti mengatakan Allah itu saleh yang berlebihan. Atau sama juga kita berbicara tentang bunga berbunga. Ayollah.. Kita bisa mengekplorasi lebih baik daripada definisi seperti ini.

7. Kekudusan berarti seseorang yang layak mendapatkan pengabdian atau penyembahan

Saya mendapatkan definisi ini dari kamus. Ya, yang satu ini berlaku untuk Allah yang kudus - Dia layak kita sembah. (Baca Mzm 99:9 jika Anda membutuhkan dasar ayat untuk membuktikannya.) Tetapi malaikat juga kudus (Mrk 8:38). Haruskah kita menyembah malaikat juga? Dan bagaimana dengan kita? Kita adalah imamat kudus dan bangsa yang kudus. Jika kekudusan berarti layak disembah atau menerima pengabdian maka kita seharusnya layak menerima pengabidan; dan terus terang kita tidak menginginkan itu - setidaknya bukan jenis pengabdian seperti yang diberikan bagi Allah yang kudus. Jadi, definisi ini mengandung kerancuan. Ini memang definisi yang sangat baik, tapi disisi lain juga definisi yang sangat rancu.

Kekudusan adalah seperti gajah

Sama seperti orang buta mendefinisikan gajah, begitu pula banyak pengkotbah berusaha mendefinisikan kekudusan tanpa pewahyuan. Setiap definisi itu mengandung sebagaian kebenaran, tetapi itu berarti sepenuhnya salah. Masing-masing mendekati target tanpa benar-benar memukul. Jadi apakah kekudusan itu? Dalam artikel berikutnya saya akan membahasnya secara khusus. Nantikan saja….

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibrani 12:6 Tuhan mencambuk anak-anakNya?

SAAT PENGHAKIMAN DIMULAI (1 Petrus 4:17)

MENGAPA TUHAN INGIN MEMBUNUH MUSA? (KEL 4:24-25)