7 Hal Yang Diabaikan dalam Perumpamaan Anak Yang Hilang


Anak yang hilang. Pernah mendengar tentang mereka? Mereka sangat populer hari ini ! Dan memiliki cerita yang menarik , dipenuhi dengan ekspresi yang menakjubkan dari kasih karunia Allah. Dan dalam perspektif Anugrah, saya melihat banyak hal mengagumkan dalam cerita ini yang sebelumnya belum pernah saya lihat. Ini adalah 7 (Tujuh) hal itu :

1.        Sang ayah tidak pernah marah. Sang ayah tidak pernah marah pada si bungsu . Bahkan ketika si bungsu meminta warisan dan menyia-nyiakan itu dengan membeli semua majalah porno dan Album Marilyn Manson. Tidak ada tanda-tanda bahwa ayah mendendam dan berkata , "Kamu anak kotor, busuk  dan berdosa ! Papa harus membuang kamu dari keluarga!" Jika kita terus menafsirkan kisah ini sebagai perumpamaan Tuhan dan "orang-orang berdosa," maka penting untuk diingat bahwa ayahnya tidak pernah mendendam terhadap anak pemberontak .

2.       Dia pergi sebagai anak, dan pulang sebagai anak, dan tetap seorang anak di antara keduanya. Si Bungsu adalah anak dari awal. Dia bukan orang asing dan kemudian menjadi seorang anak. Dia bangun sebagai anak, mengambil semua warisan sebagai anak, menghabiskan semua warisan sebagai anak, makan dengan babi sebagai anak, dan akhirnya kembali ke ayahnya, disambut di rumah sebagai anak. Bahkan, cuma dia yang menyatakan dirinya tidak layak untuk disebut anak”, sedangkan ayahnya tidak pernah mengatakan itu!

3.       Dia tidak pernah diusir ayahnya, ia yang meninggalkan ayahnya. Cerita ini tidak menunjukkan seorang anak yang dibuang dari rumah oleh seorang ayah yang marah, Kisah itu menunjukkan anak yang meninggalkan dan menyalahgunakan semua yang telah diberikan. Dan ayahnya tetap menunggu. Dengan sabar dan penuh harapan.

4.       Si bungsu kembali karena pilihan, bukan dengan kekuatan dan ketakutan. Apakah anda perhatikan bahwa itu bukanlah ancaman murka ayahnya yang menjadikan anak bungsu bertobat (berubah pikiran)? Dia datang ke akal sehatnya sendiri ketika ia ingat bahwa ayahnya seorang yang ramah, rumahnya hangat, dan punya banyak makanan! "Bahkan jika aku harus menjadi seorang hamba, aku akan lebih baik daripada ini ! " Namun, ketika ia kembali ke rumah , ia tidak diturunkan menjadi seorang hamba karena perilaku nakalnya. Dan meskipun ia berpikir akan malu dan ditolak, dengan menyatakan, " Aku tidak layak disebut anakmu ! " Itu tidak menghentikan ayahnya memeluk dia.

5.        Anak Sulung dengan mentalitas kerja keras untuk mengesankan ayah, masih tetap seorang anak. Sang ayah punya anak lain. Anak ini merasa cemburu dan marah ketika adiknya kembali. Dia bahkan menolak untuk menghadiri pesta. Namun, sang ayah keluar dan memintanya untuk bergabung dengan mereka. Tapi si Sulung menjawab, " Telah bertahun-tahun aku melayani bapa dan belum pernah aku melanggar perintah bapa, tetapi kepadaku belum pernah bapa memberikan seekor anak kambing untuk bersukacita dengan sahabat-sahabatku. Tetapi baru saja datang anak bapa yang telah memboroskan harta kekayaan bapa bersama-sama dengan pelacur-pelacur, maka bapa menyembelih anak lembu tambun itu untuk dia.  Si Sulung ini fokus pada apa yang telah dilakukannya bagi sang ayah. Ia mencoba memenangkan cinta ayah melalui prestasinya, dan sekarang merasa bahwa semua kerja kerasnya tidak berarti. Dia terluka saat adiknya, yang tidak melakukan apa-apa selain melecehkan apa yang diberikan ayahnya, lalu pulang dan disambut pesta. Namun apa tanggapan ayah pada si sulung ini?Anakku, engkau selalu bersama-sama dengan aku, dan segala kepunyaanku adalah kepunyaanmu. Kita patut bersukacita dan bergembira karena adikmu telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali."

6.       Sang ayah tidak pernah marah dengan si sulung. Anak kedua, yang bertindak seperti banyak Farisi yang begitu kita benci, tidak menemukan seorang ayah yang marah dan dendam lagi terhadap si Bungsu yang banyak melakukan dosa. Mereka berdua memiliki ayah yang sama, penuh cinta dan kasih karunia bagi anak-anaknya. Mereka berdua menemukan respon yang sama ketika mereka menolak cintaNya untuk mereka. 

Kesimpulan : Perumpamaan tentang anak yang hilang lebih dari sekedar tentang kasih Allah bagi "orang-orang berdosa." Ini tentang kasih Allah bagi semua orang. Bahkan untuk mereka yang keras kepala, seorang Farisi yang berfokus pada kerja dan mencoba untuk memenangkan cinta ayah melalui usaha mereka sendiri (tapi tidak melihat bahwa kekayaan itu milik bersama). Kehidupan Paulus memperkuat ide ini. Kasih Bapa tidak parsial untuk "orang-orang berdosa," KasihNya sama bagi semua. Dan meskipun itu tidak berbeda dalam ukuran untuk setiap individu, mungkin diungkapkan secara berbeda untuk masing-masing. Untuk beberapa orang, ia mungkin mengadakan pesta , untuk orang lain ia mungkin mengirim undangan pesta . Tapi yakinlah, ada pesta dan semua orang diundang! Para pendosa disambut di rumah pesta , dan Para “Pekerja Keras” yang merasa benar sendiri disambut untuk beristirahat.

Ini benar-benar berita baik !
"Hei, anda bilang ada 7 hal. Ini baru ada ada 6!" Saya tahu, saya tahu ! Justru itu, saya ingin mendengar pengamatan anda juga. Jadi saya menyisakan point 7 untuk anda! Haha. Pastikan untuk menulisnya dan berbagilah!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ibrani 12:6 Tuhan mencambuk anak-anakNya?

SAAT PENGHAKIMAN DIMULAI (1 Petrus 4:17)

MENGAPA TUHAN INGIN MEMBUNUH MUSA? (KEL 4:24-25)