ALLAH MEMBERI, ALLAH MENGAMBIL?
Seluruh
Alkitab memang baik bagi Anda, tetapi Anda tidak
akan mendapatkan banyak hal kecuali Anda mengenal Yesus Kristus. Untuk
memahami firman yang tertulis, Anda perlu tahu Firman Hidup.
Jika Anda mencoba untuk membaca Alkitab
tanpa mengenal Yesus -- siapa Dia dan apa yang telah dilakukanNya-- Anda akan tersesat dan
terbelit-belit oleh isi Alkitab. Beberapa ayat akan muncul bertentangan satu
sama lain dan akhirnya anda menjadi bingung.
Jadi jika Allah yang memberi, lalu siapa yang mengambil pemberian tersebut? Sekali lagi, Yesus memberikan jawabannya:
Kita tidak seharusnya bingung tentang dua peran yang berbeda. Yang satu pemberi, yang lain adalah pengambil. Jika Anda telah diberi sesuatu yang baik, mengucap syukur kepada Allah. Tetapi jika Anda sudah dirampok, jangan menyalahkan Tuhan. Dia bukan penyebab kerugian Anda.
Dari awal sejarah manusia iblis telah mencoba mencuri atau menghancurkan apa yang Tuhanberikan pada kita, namun begitu masih banyak yang berpikir bahwa Allah adalah pencuri! Tuhan memberi kita otoritas atas planet dan iblis mengambilnya. Tuhan memberi kita kebebasan dan iblis entah bagaimana mendapat kita untuk memilih jalan perbudakan. Tuhan memberi kita hidup sehat, kekal dan kemuliaan, dan kita kehilangan semuanya. Tapi syukur pada Tuhan untuk Yesus yang mengambil kembali apa yang iblis telah curi!
Saat
ini kita akan melihat seorang yang punya masalah dengan hal ini. Laki-laki ini percaya bahwa Allah memberinya berkat yang baik dan kemudian mengambilnya kembali. Anda mungkin bisa menebak siapa orang itu. YA! saya sedang berbicara tentang
Ayub. Dalam suatu minggu hidup Ayub benar-benar hancur ketika ternaknya dicuri, hamba-hambanya dibunuh,
dan anak-anaknya mati bersamaan. Untuk beberapa alasan,
Ayub berpikir bahwa Allah berada di balik kehilangannya itu.
Hal ini terlihat ketika ia berkata:
katanya: "Dengan
telanjang aku keluar dari kandungan ibuku, dengan telanjang juga aku akan
kembali ke dalamnya. TUHAN yang memberi, TUHAN yang mengambil, terpujilah nama
TUHAN!" (Ayub 1:21)
Jika ada sebuah
ayat yang menyebabkan beberapa gagasan “edan” tentang
karakter Allah, ayat ini adalah yang paling populer. Siapapun yang
pernah menderita kerugian, kehancuran bahkan kematian, pasti pernah mendengar ayat
ini. Ayat ini sering dikutip di pemakaman dan kita bahkan menyanyikan lagu-lagu tentang hal itu. Untuk
beberapa alasan aneh orang tampaknya
menemukan kenyamanan dengan mempercayai bahwa Allah
bertanggung jawab atas kerugian atau
kehilangan dalam hidup mereka.
Jangan salah paham dulu…, saya suka sikap Ayub. Ayub mengatakan bahwa apa pun yang terjadi dalam hidupnya, dia tetap memuji nama Tuhan. Namun disisi lain, Ayub masih mengatakan beberapa hal bodoh tentang Tuhan. Dan kemudian dalam cerita Ayub di bagian akhir, ayub menyesal dengan kata-kata berikut :
Jangan salah paham dulu…, saya suka sikap Ayub. Ayub mengatakan bahwa apa pun yang terjadi dalam hidupnya, dia tetap memuji nama Tuhan. Namun disisi lain, Ayub masih mengatakan beberapa hal bodoh tentang Tuhan. Dan kemudian dalam cerita Ayub di bagian akhir, ayub menyesal dengan kata-kata berikut :
Firman-Mu:
Siapakah dia yang menyelubungi keputusan tanpa pengetahuan? Itulah sebabnya,
tanpa pengertian aku telah bercerita tentang hal-hal yang sangat ajaib bagiku
dan yang tidak kuketahui. (Ayub
42:3)
Tapi
pertanyaannya adalah: Apakah Allah benar-benar memberi dan kemudian mengambil kembali?
Setiap pemahaman yang kita tentang Allah harus “diverifikasi” oleh dan melalui Yesus Kristus. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.(Ibr 1:3)
Setiap pemahaman yang kita tentang Allah harus “diverifikasi” oleh dan melalui Yesus Kristus. Ia adalah cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah dan menopang segala yang ada dengan firman-Nya yang penuh kekuasaan.(Ibr 1:3)
Untuk
mendapatkan pemahaman yang benar tentang karakter Allah, kita perlu melihat Yesus, bukan Ayub. Dapatkah
Anda bayangkan Yesus mencuri atau membunuh? Tentu
saja tidak. Jadi bagaimana
mungkin beberapa orang berpikir bahwa
Allah bertanggung jawab atas hilangnya
Ayub? #think!
Jika Anda ingin mendapatkan pemahaman yang tepat dan benar tentang karakter/sifat Allah, manakah yang anda pilih sebagai referensi untuk itu:
(a) Yesus, yang berkata " Barangsiapa telah melihat Aku, ia telah
melihat Bapa" (Yoh 14:9), atau
(b) Ayub, yang hanya mendengar dari Allah, tetapi tidak benar-benar mengenalnya (Baca Ayub 42:5)?
(b) Ayub, yang hanya mendengar dari Allah, tetapi tidak benar-benar mengenalnya (Baca Ayub 42:5)?
Tampaknya jelas bagi saya bahwa Yesus adalah pilihan
yang lebih baik. Pemahaman yang benar didapatkan
saat kita mengenal siapa dan apa yang telah dilakukan Yesus.Yesus datang untuk menyatakan bahwa Allah adalah
seorang pribadi Pemberi terbesar. Apakah Anda pernah
diberi sesuatu yang baik
oleh Allah? Kalau begitu, tetaplah pandang Dia sebagai Sumber Anda. Dia terus memberikannya kepada Anda:
Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah
yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang;
pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran. (Yak 1:17)
Jadi, Siapa yang merampok Anda?
Bagaimana jika Anda mengalami hal seperti Ayub? Dia kehilangan kesehatannya, kekayaannya, dan keluarganya. Dalam situasi seperti itu, godaan terbesar adalah menyalahkan Tuhan atas kehilangan Anda, seolah-olah Tuhan telah berubah pikiran. Tapi faktanya Tuhan tidak pernah berubah-ubah. Dia tidak berubah seperti halnya pergeseran bayangan. Dia adalah seorang pemberi yang luar biasa yang tidak pernah mengambil kembali apa yang telah diberikanNya.
Bagaimana jika Anda mengalami hal seperti Ayub? Dia kehilangan kesehatannya, kekayaannya, dan keluarganya. Dalam situasi seperti itu, godaan terbesar adalah menyalahkan Tuhan atas kehilangan Anda, seolah-olah Tuhan telah berubah pikiran. Tapi faktanya Tuhan tidak pernah berubah-ubah. Dia tidak berubah seperti halnya pergeseran bayangan. Dia adalah seorang pemberi yang luar biasa yang tidak pernah mengambil kembali apa yang telah diberikanNya.
Sebab Allah tidak
menyesali kasih karunia dan panggilan-Nya.(Rm 11:29)
Jadi jika Allah yang memberi, lalu siapa yang mengambil pemberian tersebut? Sekali lagi, Yesus memberikan jawabannya:
“Pencuri datang hanya
untuk mencuri dan membunuh dan membinasakan; Aku datang, supaya mereka
mempunyai hidup, dan mempunyainya dalam segala kelimpahan.” (Yoh 10:10)
Kita tidak seharusnya bingung tentang dua peran yang berbeda. Yang satu pemberi, yang lain adalah pengambil. Jika Anda telah diberi sesuatu yang baik, mengucap syukur kepada Allah. Tetapi jika Anda sudah dirampok, jangan menyalahkan Tuhan. Dia bukan penyebab kerugian Anda.
Dari awal sejarah manusia iblis telah mencoba mencuri atau menghancurkan apa yang Tuhanberikan pada kita, namun begitu masih banyak yang berpikir bahwa Allah adalah pencuri! Tuhan memberi kita otoritas atas planet dan iblis mengambilnya. Tuhan memberi kita kebebasan dan iblis entah bagaimana mendapat kita untuk memilih jalan perbudakan. Tuhan memberi kita hidup sehat, kekal dan kemuliaan, dan kita kehilangan semuanya. Tapi syukur pada Tuhan untuk Yesus yang mengambil kembali apa yang iblis telah curi!
Karma vs rahmat
Jika Anda berpikir bahwa Tuhan memberi dan mengambil, maka Anda sebenarnya tidak mengenal Yesus. Yesus datang untuk mengungkapkan BapaNya yang murah hati dan menghancurkan si Pencuri (1 Yoh 3:8). Yesus datang supaya kita memiliki hidup dalam kelimpahan, bukan hidup yang setengah-setengah.
Jika Anda berpikir bahwa Tuhan memberi dan mengambil, maka Anda lebih percaya pada karma daripada kasih karunia. Karma mengatakan apa yang terjadi , terjadi karena situasi disekitarnya. Jika Anda sehat sekarang, Anda mungkin akan sakit besok. Jika Anda kaya sekarang, kemiskinan sudah menunggu di periode berikutnya. Ketika kekecewaan dan kesulitan datang, Anda tidak akan terkejut. Anda dengan mudah akan menyerah dan berkata, "yaah… Aku tahu tidak ada yang abadi. Ini sebenarnya terlalu bagus untuk berakhir dengan cepat."
Dunia bekerja sesuai dengan prinsip memberi dan menerima, tetapi Allah hanya memberi. Satu-satunya hal yang Allah ambil dari hidupmu adalah dosamu, rasa malumu, sakitmu, kekuatiranmu dan ketakutanmu. Dan Dia hanya memberikan kita hal-hal baik yang memberkati kita.
Jika Anda berpikir bahwa Tuhan memberi dan mengambil, maka Anda sebenarnya tidak mengenal Yesus. Yesus datang untuk mengungkapkan BapaNya yang murah hati dan menghancurkan si Pencuri (1 Yoh 3:8). Yesus datang supaya kita memiliki hidup dalam kelimpahan, bukan hidup yang setengah-setengah.
Jika Anda berpikir bahwa Tuhan memberi dan mengambil, maka Anda lebih percaya pada karma daripada kasih karunia. Karma mengatakan apa yang terjadi , terjadi karena situasi disekitarnya. Jika Anda sehat sekarang, Anda mungkin akan sakit besok. Jika Anda kaya sekarang, kemiskinan sudah menunggu di periode berikutnya. Ketika kekecewaan dan kesulitan datang, Anda tidak akan terkejut. Anda dengan mudah akan menyerah dan berkata, "yaah… Aku tahu tidak ada yang abadi. Ini sebenarnya terlalu bagus untuk berakhir dengan cepat."
Dunia bekerja sesuai dengan prinsip memberi dan menerima, tetapi Allah hanya memberi. Satu-satunya hal yang Allah ambil dari hidupmu adalah dosamu, rasa malumu, sakitmu, kekuatiranmu dan ketakutanmu. Dan Dia hanya memberikan kita hal-hal baik yang memberkati kita.
Apakah Anda seorang Ayub atau Daud?
Ayub dan Daud sama-sama dirampok. Keduanya sangat sedih dan dikelilingi oleh orang-orang bodoh yang memberi nasihat yang buruk. Tapi tidak seperti Ayub, Daud sangat “Jesus-oriented” dan mengambil kembali apa yang telah dicuri. Mengapa Daud bangkit melawan ketika Ayub berhenti? Kita diberitahu bahwa Daud "menguatkan kepercayaanya kepada TUHAN, Allahnya" (1 Sam 30:6). Dalam sakitnya Daud tetap melihat kebaikan Tuhan dan menyadari bahwa Tuhan bukan penyebab kehilangannya. Dia mengerti bahwa itu bukan kehendak Allah baginya untuk menderita, sehingga ia diperkuat, ia berjuang kembali dan menang.
Ayub dan Daud sama-sama dirampok. Keduanya sangat sedih dan dikelilingi oleh orang-orang bodoh yang memberi nasihat yang buruk. Tapi tidak seperti Ayub, Daud sangat “Jesus-oriented” dan mengambil kembali apa yang telah dicuri. Mengapa Daud bangkit melawan ketika Ayub berhenti? Kita diberitahu bahwa Daud "menguatkan kepercayaanya kepada TUHAN, Allahnya" (1 Sam 30:6). Dalam sakitnya Daud tetap melihat kebaikan Tuhan dan menyadari bahwa Tuhan bukan penyebab kehilangannya. Dia mengerti bahwa itu bukan kehendak Allah baginya untuk menderita, sehingga ia diperkuat, ia berjuang kembali dan menang.
Saya sendiri berharap bisa kembali ke masa lalu dan menemui Ayub sebelum teman-temannya
menemuinya. Saya akan mengatakan, "Ayub, Tuhan tidak
membunuh anak-anakmu! Dia tidak mencuri kehidupanmu dan membuatmu sakit. Kamu telah dirampok! Iblis adalah penyebab
semuanya itu. Jangan duduk di sana dalam
abu dan menangis
tentang hal itu, bangkit dan lawanlah! Apakah kamu seorang prajurit atau
pengecut? Apakah kamu seorang pemenang atau korban? "
Gereja tidak akan pernah melihat kemenangan jika kita selalu berpikir bahwa Tuhan ada di balik penderitaan kita. Jika kita berpikir Allah merampok kita, kita bahkan tidak akan menolak untuk dirampok Allah. Kita telah tertipu dan membiarkan iblis terus merampok keluarga kita sambil kita semua menyayikan "Dia memberi dan Dia yang mengambil." Sangat lucu, tapi saya tidak bisa membayangkan Yesus atau Daud akan melakukan hal semacam itu.
Sudah terlalu lama kita telah dilumpukanh oleh ketidakpastian yang menunggai pemahaman ini. Ini adalah sebuah bentuk ketidakpercayaan dengan nama lain. Jangan melihat kepada Ayub, pandanglah Yesus! Yesus tidak pernah bingung tentang siapa yang memberi dan siapa yang mengambil.
Gereja tidak akan pernah melihat kemenangan jika kita selalu berpikir bahwa Tuhan ada di balik penderitaan kita. Jika kita berpikir Allah merampok kita, kita bahkan tidak akan menolak untuk dirampok Allah. Kita telah tertipu dan membiarkan iblis terus merampok keluarga kita sambil kita semua menyayikan "Dia memberi dan Dia yang mengambil." Sangat lucu, tapi saya tidak bisa membayangkan Yesus atau Daud akan melakukan hal semacam itu.
Sudah terlalu lama kita telah dilumpukanh oleh ketidakpastian yang menunggai pemahaman ini. Ini adalah sebuah bentuk ketidakpercayaan dengan nama lain. Jangan melihat kepada Ayub, pandanglah Yesus! Yesus tidak pernah bingung tentang siapa yang memberi dan siapa yang mengambil.
Selamat Bermetanoia…
Komentar